Berita Jombang

Tangis Hakim Bacakan Kekejaman Pria Bunuh Bayi di Jombang: Aniaya dan Beri Racun Tikus ke Susu

Kasus pembunuhan bayi di Jombang majelis hakim ketua menangis hingga sidang sempat terhenti.

Editor: Mardianita Olga
Kompas.com
PEMBUNUHAN - Ketua hakim menangis saat membacakan amar putusan kasus pembunuhan bayi 3,5 tahun di Jombang, Jawa Timur, Kamis (11/9/2025). Terdakwa adalah kekasih dari ibu sang bayi yang sengaja ingin menghilangkan korban karena tak leluasa mendekati sang ibu. 

“Saya sempat tidur satu jam. Kirain mereka tidur siang. Mama saya yang pertama masuk kamar, sempat nyalakan kipas angin, karena pikir anak-anak habis makan dan tidur,” ujarnya saat ditemui, Senin (28/7/2025).

Meski hubungan dengan istri sempat merenggang sampai pisah rumah dan kembali rujuk, WA tetap menjalankan tugas sebagai ayah dengan baik.

Menurut NA, WA merupakan ayah peduli dan terlibat penuh dalam pengasuhan anak.

“Biasanya dia nyuapin, mandiin. Tapi sebulan ini dia enggak kerja, katanya sakit lambung dan tenggorokan. Berat badannya turun, sering murung dan menyendiri,” tutur NA.

Baca juga: Cekcok dengan Istri, Pria Banyuwangi Bunuh Anak Tiri untuk Lampiaskan Emosi

Selama istri bekerja, WA yang mengasuh kedua anaknya yang berusia 4 dan 2 tahun karena menganggur.

Dia sempat bekerja di perusahaan kayu sebelum pindah ke gudang logistik.

Akan tetapi, karena kesehatan, dia berhenti kerja. Keluarga mengira WA hanya mengalami gangguan fisik, bukan mental.

“Enggak nyangka sejauh ini. Kami pikir cuma sakit biasa,” imbuhnya.

Keluarga juga membantah kabar bahwa WA sering melakukan kekerasan terhadap anak-anaknya. 

Menurut NA, luka yang sempat terlihat berasal dari kecelakaan saat bermain. 

“Itu luka lama karena jatuh dari sepeda. Anak-anak ini enggak pernah rewel. Kalau capek habis makan, ya tidur,” ujarnya. 

Seorang tetangga mengatakan tidak mendengar suara keributan dari dalam rumah. 

Ia baru mengetahui kejadian setelah melihat nenek buyut keluar rumah dalam keadaan panik dan menangis. 

“Enggak ada suara teriakan. Tahu-tahu sudah ramai orang. Katanya cucunya enggak ada,” ucapnya. 

Warga sekitar mengenal keluarga WA sebagai keluarga tertutup namun tidak pernah bermasalah di lingkungan. 

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved