Berita Pamekasan

Pilih Acuhkan Himbauan BMKG Agar Tak Melaut, Nelayan Pamekasan: Kami Sudah Biasa Jumpa Ombak 3 Meter

Acuhkan Himbauan BMKG Agar Tak Melaut Saat Gelombang Tinggi, Nelayan Pamekasan: Kami Sudah Basa Jumpa Ombak 3 Meter.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/KUSWANTO FERDIAN
Para nelayan di Branta Pesisir, Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan yang baru datang dari melaut, Jumat (4/1/2019). 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Himbauan Badan Meteorologi klimatologi Geofisika (BMKG), yang meminta masyarakat waspada terhadap potensi angin kencang dan gelombang tinggi ternyata tak diindahkan oleh nelayan di Pamekasan.

Para nelayan di Pantai Branta Pesisir, Desa Branta, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan tetap nekat melaut untuk mencari ikan, meski bahaya bisa akibat cuaca buruk bisa mengancam sewaktu-waktu.

Saihan (40), pemilik kapal di Pantai Branta Pesisir mengatakan, gelombang tinggi memang terjadi sejak dua minggu lalu. Tinggi gelombang sekitar 2-3 meter. Meski gelombang tinggi, nelayan banyak yang tetap melaut lantaran harus ada pemasukan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

”Risiko melaut pasti selalu ada. Namun tetap berhati-hati dan waspada apabila gelombang tinggi disertai angin,” ujarnya, kepada Tribunmadura.com, Jumat (4/1/2019).

Meski Cuaca Buruk dan Arus Deras, Nelayan di Sampang Tetap Pergi Melaut: Kami Punya Cara Khusus

Ombak 1 Meter, Kapolsek Tlanakan Himbau Nelayan Pantai Branta Pesisir Pamekasan Tak Bertaruh Nyawa

Menurut Saihan, pada hari pertama tahun 2019 kemarin, sempat terjadi angin kencang. Namun sekitar pukul 10.00 WIB, angin mulai normal kembali.

"Karena angin sudah normal, sehingga sejumlah nelayan kembali berangkat melaut lagi,” jelasnya.

Padahal, adanya gelombang tinggi berpengaruh pada hasil tangkapan. Saat ini hasil tangkapan ikan didominasi ikan krisi dan ikan layur.

Dalam sehari, rata-rata ikan yang diterima di Tempat Penimbangan Ikan (TPI) Branta Pesisir sebanyak delapan kuintal. Namun jika nelayan yang melaut sedikit, hanya sekitar dua kuintal yang diterima.

Nano (31), nelayan di Pantai Pasisir Branta menambahkan, meski sudah ada imbauan dari BMKG dan Kapolsek Tlanakan, ia tetap memilih untuk melaut.

Lima Nelayan Paciran Lamongan Keracunan Ikan Pirek, 2 Tewas 3 Pingsan dan Sekarat

Berdalih Tak Ada Material, Proyek Jalan Desa di Pamekasan Tahun 2018 Baru Dikerjakan Tahun 2019

Perkara ketinggian gelombang yang naik, baginya tidak masalah. Karena saat di tengah laut sudah terbiasa menjumpai ombak setinggi 3 meter.

"Bagi saya gelombang tinggi tidak jadi pengaruh untuk takut melaut. Kalau saya tidak melaut, lalu saya dapat penghasilan dari mana? Yang penting menjaga keselamatan diri, dan gak sembarangan melaut karena ada jangkauan nelayan mencari ikan. Maksimal 1,5 mil dari bibir pantai ke laut. Menghindari sampai laut lepas,” ungkapnya.

Nano bahkan membagikan tips, apabila terjadi angin kencang di laut, sebaiknya jangan terburu membelokkan kapal. Dan memilih menepi mencari ombak yang stabil."

"Jangan melewati ombak yang beruntun. Jika tidak hati-hati mencari celah ombak, kapal bisa terbalik,” tegasnya, menyarankan.

BREAKING NEWS - Berkas Kasus Pencemaran Banser NU P21, Ahmad Dhani Segera Disidang di Surabaya

Pacar Lahirkan Bayi Perempuan, Sejoli Pelajar SMK di Sidoarjo ini Langsung Kubur Bayinya Hidup-hidup

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved