Berita Pamekasan
Kasur Tanah Jadi Cerpen Terbaik Kompas 2017, Begini Kisah Dibalik Suksesnya Karya Muna Masyari
Muna Masyari, cerpenis yang cerita pendeknya berjudul Kasur Tanah dinobatkan sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2017 dalam acara Jamuan Cerpen Kompas di Be
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Muna Masyari, cerpenis yang cerita pendeknya berjudul Kasur Tanah dinobatkan sebagai Cerpen Terbaik Kompas 2017 dalam acara Jamuan Cerpen Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, pada Kamis (27/6/2018) malam.
Cerita pendek karya Muna Masyari yang berjudul "Kasur Tanah", terpilih menjadi Cerpen Terbaik Kompas 2017 dan membawa nama harum Madura khususnya Kabupaten Pamekasan.
Pengumuman pemenang tersebut disampaikan langsung oleh Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Budiman Tanuredjo, dalam acara Jamuan Cerpen Kompas.
• Video Viral Siswa Tantang Guru, Berikut 5 Fakta dari Mediasi Hingga Gaji Guru Hanya Rp 450 Ribu
• Mertamu ke Rumah Khofifah, Gus Ipul Disuguhi Durian Wonosalam dan Kue Serabi
Tapi bagaimana cerita dibalik suksesnya Muna Masyari yang berhasil menggeser 20 cerpenis lain yang karyanya terpilih dalam Cerpen Pilihan Kompas 2017?
Muna Masyari lahir dari keluarga yang kurang mampu. Pendidikan terakhirnya hanya tamatan SD.
Masa kecilnya pun dihabiskan untuk membantu kedua orang tua.
Di sela-sela membantu orang tua, wanita berusia 34 tahun tersebut selalu menyempatkan diri membaca.
Kecintaannya dalam membaca memotivasinya untuk menulis apa saja yang ada dalam benakmya.
• Ucap istighfar dan Urung Memukul, Terungkap Gaji Guru yang Ditantang Muridnya di Gresik
• Persebaya U-17 Juara Unbeaten Piala Soeratin 2019
Menginjak remaja, Muna Masyari memberanikan diri menulis genre romance dan religi.
Setiap hari, tulisannya dituangkan dalam lembaran buku. Baru pada tahun 2010, ia aktif membaca koran.
Pada tahun 2011, Muna Masyari mulai mengirim tulisannya ke surat kabar nasional. Saat itu, tulisannya dipublikasikan di beberapa media besar termasuk Kompas.
Hingga kini, tulisan Muna Masyari masih menghiasi surat kabar nasional. Bahkkan akhir 2017, cerpen berjudul "kasur tanah" dinobatkan sebagai cerpen terbaik.
Ia tidak menyesal dilahirkan sebagai orang Madura yang memiliki keterbatasan fisik. Termasuk, keterbatasan pendidikan dan keterbatasan ekonomi. Itu semua dijadikan motivasi untuk berkarya.
Menurut Muna Masyari, menulis bukan sekadar media untuk mencurahkan segala keluh kesah yang dialami. Menulis juga dianggap sebagai cara untuk mempertahankan kebudayaan.