Berita Sumenep
Kisah Istri TNI Mengajar di Masalembu, Tempuh Jarak Belasan Jam hingga Ombak Lautan Setinggi 4 Meter
Nur Fatimah menjadi satu dari sejumlah perempuan yang patut menjadi inspirasi masyarakat Indonesia.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Nur Fatimah menjadi satu dari sejumlah perempuan yang patut menjadi inspirasi masyarakat Indonesia.
Istri prajurit TNI Sumenep, Kopda Hendra Wahyudi ini, rela menerjang ombak lautan setinggi empat meter, demi kemajuan pendidikan anak-anak di kepulauan Kabupaten Sumenep.
Nur Fatimah sehari-hari bekerja sebagai guru sekolah dasar di Pulau Masalembu.
• Khofifah Indar Parawansa Bakal Bangun Islamic Science Park, Gaet Pasar Internasional ke Indonesia
• Viral Video CCTV Seorang Pria Pukul Korban Pakai Batu di Malang, Polisi Sebut Pelaku Salah Sasaran
• Warga Kota Malang Minta Pipa PDAM Segera Diperbarui, Antisipasi Kebocoran Pipa yang Sudah Tua
Ia mengaku, sudah sejak kecil dirinya memimpikan menjadi seorang guru.
"Sejak kecil dulu cita-cita saya memang menjadi seorang guru. Anak anak adalah masa depan bangsa," kata Nur Fatimah kepada TribunMadura.com, Sabtu (9/3/2019).
Wanita berusia 34 tahun itu mengaku, tidak mudah memenuhi tugasnya sebagai seorang guru di kepulauan.
Nur Fatimah diangkat menjadi pegawai negeri sipil di Kabupaten Sumenep pada tahun 2014 lalu dan ditugaskan ke Pulau Masalembu.
• Gedung Sekolah Terendam Banjir Luapan Bengawan Solo, Siswa SDN Plangwot 1 Lamongan Belajar di Musala
• Sepasang Kekasih di Surabaya Kompak Jadi Pengedar Narkoba, Mengaku Dapat Sabu dari Kenalan di Lapas
• Kali Lamong Meluap, Rumah dan Sawah Milik Warga di Desa Dungus Gresik Terendam Banjir
"Pendidikan di Pulau Masalembu itu bedanya dengan daratan, pada sarana dan prasarana pendidikan. Di sana sangat butuh perhatian sekali," katanya.
"Bahkan gurunya pun juga kurang. Siswa butuh bimbingan," ucap ibu tiga anak ini.
Nur Fatimah menjelaskan, pekerjaannya ini membutuhkan mental yang kuat, terutama saat melewati lautan dengan ombak yang besar,
"Susah sekali," katanya.
• Kapal Tongkang Pengangkut Batubara Bersandar di Lumajang, Alami Mati Mesin Saat Menuju Cilacap
• Motornya Bersenggolan dengan Badan Truk, Mahasiswa Asal Lamongan Tewas usai Terlindas Ban
• Tri Rismaharini Beri Pesan Anak Yatim Piatu Penghuni Eks Lokalisasi, Baju Jelek Bukan Patokan Sukses
Selain itu, kata dia, akses jaringan telepon dan internet sangat susah di tempat kerjanya.
"Perjalanan kapal laut dari Pelabuhan Kalianget ke Pulau Masalembusekitar 12-14 jam. Itupun jika cuaca bagus," ungkapnya.
"Tapi demi menjaga amanah seorang guru, saya tetap ikhlas mengajar di sana, meski kadang pernah susah ketemu keluarga," sambung dia.