Melalui One Pesantren One Product, Khofifah Ajak Pesantren Siapkan Banyak Start Up
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak kalangan pesantren untuk memperbanyak start up. Khususnya memasuki era Revolusi Industri 4.0
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak kalangan pesantren untuk memperbanyak start up. Khususnya memasuki era Revolusi Industri 4.0
Hal itu diungkapkannya, seusai menjadi pembicara pada acara Studium General Institut Agama Islam Tri Bhakti (IAIT) Lirboyo di Aula Muktamar, Senin (18/3/2019), yang mengangkat tema Peran Perguruan Tinggi dan Ponpes Menyongsong Era Industri 4.0.
"Wong itu sudah jalan, sudah ditengah tengah kita, jadi kalau kita ingin menjadi bagian dari itu, maka sebaiknya kita menyiapkan banyak start up," papar Khofifah.
• Sempat Tuai Protes dari Sembilan Ormas di Tuban, Rocky Gerung Urung Hadiri Acara di Tuban
• KH Maruf Amin Memprediksi Jika Dirinya Terpilih, Periode Depan Cak Imin Akan Jadi Presiden
• Madura United Gelar Satu Laga Uji Coba, Siapkan Diri Lakoni Laga 8 Besar Piala Presiden
Selain itu, tidak ada salahnya jika berkolaborasi dengan startup yang sudah lebih dulu sukses, seperti blibli.com, bukalapak, dan lain sebagainya. Karena menurutnya, ini adalah terobosan yang sudah dilakukan, bahkan oleh anak anak muda.
"Maka Pesantren, yang punya kemampuan jejaring yang luar biasa pasti akan jauh lebih cepat jika jejaringnya itu kemudian diikuti dengan jejaring digitalisasi," kata Khofifah.
Khofifah mencontohkan, perusahaan bernama Alibaba, yang merupakan retailer terbesar di dunia, tetapi tidak harus memiliki gudang, tidak harus memiliki persediaan barang, dan tidak harus punya alat angkutan.
• Pelipatan Surat Suara KPU Pamekasan Hampir Rampung, Ternyata Sempat Alami Miskomunikasi
• Sandiaga Uno Janji Tak Ambil Gaji Jika Terpilih di Pilpres 2019, Sebut Akan Disumbangkan ke Dhuafa
• Jelang Rangkaian Kampanye Akbar Jokowi Kunjungi Surabaya, Guna Charge Semangat Sebelum Kampanye
"Sekarang kalau kita bikin mart saja (toko), itu harus cari tanah, harus bangun gedungnya, harus cari barang, itu very very expensive (sangat mahal)," ungkapnya.
Sehingga, Khofifah mengajak mahasiswa, santri, dan juga para pemuda, untuk mengambil hikmah dari era industri 4.0, melalui format format lima sektor strategis, dimana tertinggi adalah makanan dan minuman (mamin).
"Kalau makanan dan minuman kog rasanya semua bisa. Tapi mamin yang seperti apa? Tentu yang gaul, bisa saja yang mudah diakses, yang bisa mengantarkan, lalu inovasi inovasinya itu terupdate," paparnya.
Melalui One Pesantren One Product (OPOP), Khofifah berharap akan menjadi satu penguatan di Pesantren. Khususnya adalah mengambil potensi industri mamin yang tertinggi pasarnya, dari lima potensi yang ada. (Fatimatuz Zahroh)