Virus Corona di Kediri
Warga Desa Kedak Kediri Menolak Rapid Test, Tutup Jalan Desa, Padahal Banyak yang Positif Covid-19
Sejumlah warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sempat menolak kegiatan rapid test yang dilakukan petugas UPTD Puskesmas Semen.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Sejumlah warga Desa Kedak, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri sempat menolak kegiatan rapid test yang dilakukan petugas UPTD Puskesmas Semen, Senin (8/6/2020).
Warga menolak kegiatan itu dengan cara memasang pagar yang menutup jalan masuk.
Selain itu juga menggelar sejumlah poster yang ditempelkan di pagar. Salah satunya bertuliskan, "Jangan Bunuh Kami dengan Wabah Corona".
Aksi warga yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 membuat Kapolres Kediri Kota, AKBP Miko Indrayana harus turun langsung menemui warga yang menggelar aksi.
• Jadwal Acara TV Trans TV RCTI SCTV GTV Indosiar ANTV TRANS 7 Selasa 9 Juni 2020, Ada Film Entourage
• PSBB Surabaya Raya Tak Diperpanjang, Surabaya Terapkan Masa Transisi 14 Hari Menuju New Normal
• PSBB Surabaya Raya Berakhir, Pangdam V Brawijaya: Atasi Covid-19 Tidak Perlu Pakai Drama
Mengingat Desa Kedak merupakan salah satu klaster penularan Covid-19 terbanyak di Kabupaten Kediri.
Dari data yang ada di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 terdapat 27 kasus terkonfirmasi positif virus corona yang dialami warga desa.
Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Desa Kedak merupakan klaster paling banyak penderitanya.
Klaster bermula dari klaster pabrik rokok Tulungagung kemudian terjadi transmisi lokal karena warga mengabaikan protokol kesehatan.
Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana kepada awak media menjelaskan, setelah menemui warga mendapatkan penjelasan salah satu aspirasinya supaya ada pos penjagaan petugas gabungan selama 24 jam.
"Kami akan membangun posko penanganan Covid 19 untuk Desa Kedak. Nanti ada 4 pilar yang akan mengisi dari polsek, koramil, kecamatan dan warga," jelasnya.
Sementara terkait siapa saja warga yang akan dirapid test akan ditentukan bersama, karena warga sudah melakukan isolasi mandiri selama dua minggu.
"Nanti warga bersama aparat yang akan memberikan penilaian apakah yang bersangkutan memiliki gangguan kesehatan apa tidak," jelasnya.
• Ramalan Zodiak Selasa 9 Juni 2020, Aquarius Sibuk, Cancer Beri Perhatian Khusus pada Orang Tercinta
• Pemkot Surabaya Siapkan 96 Bed Khusus untuk Pasien Covid-19 Dewasa di Rumah Sakit Rujukan
• PSBB Surabaya Raya Tak Diperpanjang, Dewan Minta Protokol Kesehatan & Sanksi Ditegakkan Lebih Tegas
Dijelaskan Kapolres, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Desa Kedak bermula dari klaster pabrik rokok Tulungagung.
Warga yang positif juga sudah dirawat dan isolasi di sekolah. "Warga lainnya ada yang isolasi mandiri di rumahnya," jelasnya.
Sedangkan pelaksanaan rapid test sendiri tetap dilaksanakan terhadap warga yang sakit.
Namun yang menjalani rapid test ditentukan oleh tim dari Dinas Kesehatan dan Muspika Kecamatan Semen bersama warga.
Sementara bantuan sosial yang sempat dipertanyakan sejumlah warga setelah dikonfirmasi langsung kepada warga juga telah berjalan dan diterima masyarakat terdampak.