Kasus Narkoba
Kisah Samin yang Terus Menangis di Kantor Polisi Karena Nafkahi Anak Istri dari Jualan Sabu
Kisah Samin yang Terus Menangis di Kantor Polisi Karena Nafkahi Anak Istri dari Jualan Sabu Manfaatkan Pemuda Kampung.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Mujib Anwar
Kisah Samin yang Terus Menangis di Kantor Polisi Karena Nafkahi Anak Istri dari Jualan Sabu Manfaatkan Pemuda Kampung
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Samin (45) terus menangis tersedu-sedu di Markas Polsek Tegalsari, Surabaya, Jumat (30/8/2019).
Bapak dua anak ini mengaku menyesal telah menafkahi anak istrinya dengan uang haram hasil jualan sabu.
Air mata Samin tak tertahan ketika ditanya wartawan tentang digunakan untuk apa uang dari hasil jualan sabu.
Pria perawakan kurus ini langsung menunduk dan berkaca-kaca.
Pecatan juru parkir ini tak kuasa mengingat uang hasil jualan sabu itu untuk menghidupi istri dan kedua buah hatinya yang masih sekolah.
"Merasa berdosa nafkahi anak istri saya, anak saya yang paling kecil masih delapan tahun," kata Samin.
Samin mengaku, sudah enam bulan menjalani bisnis haram ini dirumahnya sendiri Jalan Wonokusumo, Gang 6.
Para pelanggannya merupakan anak-anak muda di kampungnya sendiri.
"Anak-anak situ sendiri yang beli, kalau tidak kenal saya tidak berani jual," tambahnya.
Lebih lanjut, dia menegaskan tidak menjual sabu itu kepada para pelajar. Tersangka mendapat barang tersebut dari seseorang bernama Sayid.
Satu gram sabu bisa dipecah menjadi 14 poket. Satu poket sabu itu dijual seharga Rp 100 ribu.
Kanit Reskrim Polsek Tegalsari, Iptu Kenardi mengatakan awalnya mendapat informasi adanya transaksi penjualan narkotika Golongan 1 dari sabu-sabu di daerah Wonokusumo.
Korps Bhayangkara langsung bergerak ke lokasi tersebut dan menangkap tersangka di dalam rumahnya sendiri.
"Saat kita tangkap, tersangka sedang menimbang, kita melakukan penangkapan dan kita bawa ke Polsek Tegalsari," ujarnya.