Berita Sumenep
Jamasan Keris dan Pusaka Keraton Sumenep, Ritual Memandikan Benda Pusaka Leluhur Desa Aeng Tong-Tong
Warga Kabupaten Sumenep menggelar tradisi Jamasan setiap memasuki bulan Muharram.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Warga Kabupaten Sumenep menggelar tradisi Jamasan setiap memasuki bulan Muharram
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Memasuki bulan Muharram dalam kalender Islam, masyarakat Indonesia identik dengan kegiatan mencuci barang-barang pusaka.
Barang-barang pusaka itu biasanya akan dibersihkan pada malam 1 Muharram atau 1 Suro.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Sumenep, tepatnya di Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi.
• Sebelum Perkosa Istri Tetangga, Petani Madura Diduga Ancam Korban Jika Tak Bertemu di Lahan Kosong
• Petani Madura Diduga Perkosa Istri Tetangga, Luka Robek pada Bagian Kepalanya setelah Diamuk Massa
Masyarakat Desa Aeng Tong-tong berkumpul untuk melaksanakan Haul Akbar, yakni tradisi Jamasan, Minggu (8/9/2019).
Pada kesempatan itu, mereka memandikan keris dan pusaka Keraton Sumenep.
Sejumlah keris dalam ritual Jamasan keris leluhur dan pusaka Keraton Sumenep itu dibersihkan dari sumber tujuh mata air.
Tujuh mata air itu, di antaranya Taman Sare, sumber air di Desa Lembung, Desa Tanah Merah, Desa Langsar, Desa Talang, Desa Sera, dan Desa Aeng Tong-tong.
Ada dua pusaka yang dijamas dalam Haul Akbar tersebut, yakni dua pusaka milik Keraton Sumenep dan milik leluhur Desa Aeng Tong-tong.
• Guru Ngaji di Kota Malang Diduga Cabuli Muridnya Sendiri, Sempat akan Dihajar Masyarakat Setempat
• Kisah Muna Masyari Cerpenis Lokalitas Madura, Penjahit Pakaian dan Merangkai Cerita Pendeknya
Wakil Bupati Sumenep, Achmad Fauzi mengatakan, kegiatan tersebut perlu terus dilestarikan dalam rangka meningkatkan kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap warisan leluhur.
"Ini harus tetap ada sebagai upaya melistarikan budaya yang pernah ada agar tetap ada," kata Achmad Fauzi saat menghadiri Haul Akbar.
"Makanya harus terus dilestarikan oleh satu generasi ke generasi berikutnya," sambung dia.
Achmad Fauzi menuturkan, Kabupaten Sumenep merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang memiliki keraton.
Selain itu, kata Achmad Fauzi, Kabupaten Sumenep memiliki paling banyak empuh, yaitu sekitar 650 orang.
Karena itu, Achmad Fauzi berharap, keris tidak hanya menjadi simbol kebudayaan.
• Adik Tercengang Lihat Kakak saat Paksa Masuk dari Jendela, Awalnya Datang ke Rumah karena Penasaran
• Daftar Ranking Girl Group Terpopuler Bulan September 2019, Red Velvet Kalahkan BLACKPINK dan TWICE
Tapi juga merupakan salah satu potensi ekonomi yang bisa dikembangkan oleh masyarakat.
"Makanya, zaman boleh berganti tapi eksistensi keris di Kabupaten Sumenep harus tetap dijaga," ucap Achmad Fauzi.
"Hal itu akan terjadi jika ada kepedulian dari generasi muda untuk terus menjaga budaya seperti ininya," tambah dia.
Setelah dibersihkan dan dimandikan, pusaka milik keraton itu akan dikirab dan dikembalikan pada ahli waris, Senin (8/9/2019) ini.
Sebagai bentuk pengabdian, warga setempat juga akan membawa hasil bumi mereka.
• Daftar Ranking Girl Group Terpopuler Bulan September 2019, Red Velvet Kalahkan BLACKPINK dan TWICE
• Pakaian Umpah Umpah Red Velvet Dituding Plagiat, Paris99 & SM Entertainment Sepakat Jalin Kerja Sama