Peringatan Hari Guru
Kisah Rajae Wabup Pamekasan, Bertahun-tahun Jadi Guru Digaji Rp 55 Ribu/Bulan Tapi Malah Bersyukur
Kisah Rajae Wakil Bupati Pamekasan, Bertahun-tahun Jadi Guru Digaji Rp 55 Ribu Sebulan Tapi Malah Bersyukur
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
Bahkan saat memasuki bulan puasa, Rajae mengaku mengabdikan diri di sebuah pondok yang tidak jauh dari desanya.
Pengabdian itu dia lakukan sebagai niat ibadah meski saat itu tidak digaji.
Selain itu, Rajae mengutarakan, tahun 2004 hingga tahun 2008 juga pernah mengajar di MTs Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, Madura.
Saat itu dia mengajar santri putra dan santri putri.
"Kalau saya pribadi memahami betul apa yang menjadi keluh kesah ketika menjadi guru, namun hal itu harus disyukuri, supaya bisa menjadi guru yang hebat,” ucapnya.
Rajae juga menceritakan, sekitar empat tahun lalu, waktu dirinya mengajar di Darul Ulum Banyuanyar, ia mengajar ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Selain itu ia mengaku, sewaktu awal mengajar di Madrasah Diniyah (MD), dirinya mengajar pelajaran ilmu Nahwu, Sorrof dan Kholasoh Nurul Yakin.
Menurutnya, prinsip dalam mengajar bukan persoalan gaji, melainkan bagaimana turut serta dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.
"Ketika mengajar lebih ditekankan pada transfer pengetahuan dan pengalaman agar bermanafaat kepada seluruh anak didik," sarannya.

Tidak hanya itu, Rajae juga masih mengenang momen yang tidak bisa ia lupakan saat menghadapi anak didiknya di dalam kelas dengan berbagai karakter.
Hal yang paling ia ingat, ketika sedang megajar saat mendapati anak didiknya tidur sewaktu proses pembelajaran berlangsung.
Ketika ingin membangunkan siswanya tersebut, dirinya harus mencari cara yang inovatif, agar anak didiknya bisa ikut dalam proses pembelajaran dan bisa memamahami pelajaran yang ia berikan dengan baik.
"Yang tak kalah mengesankan lagi ketika mengajar anak didik yang tingkat dasar, ketika harus membersihkan 'bilek (kotoran mata)', sebab waktu itu tidak seperti sekarang yang pakai seragam,” katanya sembari tersenyum.
Meski demikian, Rajae saat itu mengaku masih terus semangat dan bersabar menghadapi segala rintangan, tantangan dan hambatan.
Tujuannya saat itu hanya satu, yakni ingin mengukir sejarah dalam kehidupannya.