Peringatan Hari Guru
Kisah Rajae Wabup Pamekasan, Bertahun-tahun Jadi Guru Digaji Rp 55 Ribu/Bulan Tapi Malah Bersyukur
Kisah Rajae Wakil Bupati Pamekasan, Bertahun-tahun Jadi Guru Digaji Rp 55 Ribu Sebulan Tapi Malah Bersyukur
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
“Saya menjalani profesi itu dengan sabar, sampai tahun 2017 kemarin baru saya melepaskan diri menjadi kepala sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut Rajae mengutarakan, ada dua kata yang menjadi pegangan dirinya kala itu supaya menjadi guru yang hebat.
Pertama, menjadi seorang guru, harus selalu 'Up to date' terhadap ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.
Sehingga proses transfer ilm kepada murid pengetahuannya selalu terbarukan.
Kedua, harus menganggap profesi guru sebagai tugas yang paling mulia.
Sehingga, akan menerima dengan sepenuh hati atas segala konsekuensi yang akan diterima.
Selang beberapa tahun Rajae mengabdikan diri menjadi guru, dia mengaku merasa terpanggil untuk berkontribusi lebih kepada masyarakat di sekitarnya.

Sehingga memasuki tahun 2008, ia memantapkan diri mencalonkan sebagai kepala desa dan keinginannyapun terpenuhi, bahkan terpilih kembali dua periode menjadi kepada desa di daerahnya.
Selain ketertarikan dirinya menjadi kepala desa, waktu itu juga Rajae merupakan satu-satunya orang yang menyandang gelar Sarjana di desanya tersebut.
Sehingga hal itulah yang menjadi semangatnya dalam mendharmabaktikan dirinya kepada masyarakat.
“Atas dasar pendidikan yang dimiliki, saya merasa punya tanggung jawab, jadi waktu itu ada panggilan hati untuk memajukan desa," ujarnya.
Terlepas dari semua itu, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Pamekasan tahun 2003 hingga 2004 itu mengaku kesuksesan dirinya juga berkat doa dari kedua orang tuanya yang selalu menjadikannya memiliki kesempatan terbaik dalam setiap langkah yang dinginkan.
Upaya kesuksesan itu dilakukan kedua orang tua Rajae dengan memondokkan dirinya di Pesantren Darul Ulum II Bujur Tengah mulai dari tahun 1992 hingga tahun 1998.
"Jadi di pondok itulah saya mendapatkan didikan yang sangat luar biasa.
Saat itu ada sosok guru yang menginspirasi bagi saya, beliau (Kiai Sholehuddin) yang selalu berpuasa setiap hari," ucapnya.