Berita Pamekasan
Jangan Tunggu Parah, Anak yang Demam dan Muncul Bintik Merah Diharuskan Segera Diperiksa ke Dokter
Sebanyak 330 warga di Kabupaten Pamekasan terserang demam berdarah dengue (DBD).
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Sebanyak 330 warga di Kabupaten Pamekasan terserang demam berdarah dengue (DBD)
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sebanyak 330 warga Kabupaten Pamekasan terserang demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari hingga Desember 2019.
Dari jumlah sebanyak itu, sembilan orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Pamekasan, Sri Astutik mengatakan, 330 warga yang terserang DBD tersebut tersebar di 13 kecamatan berbeda.
• 9 Orang di Pamekasan Meninggal Akibat DBD Selama 2019, Dinkes Imbau Warga Rutin Lakukan PSN 3M Plus
• Musim Penghujan, Warga Diminta Antisipasi Penyakit DBD dan Leptospirosis Melalui Kencing Tikus
• Dua Pasien DBD di Tulungagung Meninggal Dunia, Dinkes Minta Masyarakat Waspada Sumber Penularannya
Namun, kata dia, kecamatan yang paling mendominasi sering terkena DBD yakni Kecamatan Pakong, Kecamatan Proppo, dan Kecamatan Galis.
Selain itu, Sri Astutik menjelaskan, kematian 9 warga tersebut disebabkan karena terlambatnya pengiriman pasien ke Puskesmas atau ke rumah sakit daerah.
"Pasien yang terserang DBD itu saat kondisinya sudah sangat parah," kata Sri Astutik kepada TribunMadura.com, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (21/1/2020).
"Lalu baru mau dikirim ke rumah sakit daerah, ini kan sudah terlambat," sambung dia.
"Karena penanganan DBD ini harus cepat. Jadi kalau misal terlambat penanganannya, bisa berakibat fatal," lanjut dia.
• Alasan Fattah Jasin Kembalikan Formulir Penjaringan Bakal Calon Bupati ke PPP pada Hari Terakhir
• Potret Haru Ayah di Trenggalek Lihat Tubuh Anak Dibawa Masuk ke Ambulans, Wajahnya Penuh Air Mata
Sri Astutik menyarankan, seharusnya bagi warga Pamekasan yang sekiranya sudah mengalami tanda-tanda terserang DBD, alangkah lebih baiknya harus segera ditangani, dan jangan sampai ditunda.
Tujuannya, kata dia, untuk meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Sri Astutik menyebut, pihaknya berjanji akan mengadakan workshop dan sosialisasi lintas sektor tentang pencegahan DBD pada tahun ini.
Ia berharap, dengan kegiatan itu, masyarakat rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus.