Berita Pamekasan
Berkat Pohon Mangrove, Warga Pamekasan ini Wakili Jawa Timur Ikut Lomba Kementerian Lingkungan Hidup
Warga Desa Lembung Kabupaten Pamekasan mewakili Jawa Timur dalam lomba Waha Lestari di Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Warga Desa Lembung Kabupaten Pamekasan mewakili Jawa Timur dalam lomba Waha Lestari di Kementerian Lingkungan Hidup RI
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Slaman, warga Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura, akan maju mengikuti lomba Waha Lestari di Kementerian Lingkungan Hidup RI.
Dia mengikuti event Nasional tersebut mewakili Provinsi Jawa Timur.
Terpilihnya pria berusia 50 tahun ini karena dinilai memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan laut dan kelestarian pohon mangrove.
Aktivitas kepedulian terhadap lingkungan laut itu, semula Slaman lakukan karena ikut membantu orangtuanya sekitar tahun 1985.
• Link Download Drama Korea Crash Landing on You Lengkap dengan Sub Bahasa Indonesia Episode 1 - 14
• Rumah Warga Pamekasan Digerebek Reskrim Polres Sampang, 10 Motor Berbagai Merek Disita Polisi
• 76 Peserta CPNS 2019 di Sampang Dinyatakan Gugur sebelum Ujian Tes SKD, BKPSDM Ungkap Sebabnya
Kala itu, kata dia, apa yang dilakukan bersama orangtuanya tersebut hanya untuk melestarikan pohon mangrove.
Karena, menurut Slaman, saat itu di desanya, pohon mangrove sudah tampak gundul dan sering terjadi abrasi.
Akibatnya merusak tambak dan tembok rumah warga setempat dari embusan hawa air asin yang sudah tidak ada penghalangnya.
Berbekal minimnya pengetahuan, Slaman bersama orang tuanya, mulai menata bibit Mangrove yang tumbuh tidak beraturan di tepi pantai desa tempat kelahirannya.
Hingga akhirnya, pohon mangrove yang ditanam Slaman dari mulai bibit berkembang tumbuh rimbun.
Slaman mengungkapkan, semula luas hutan mangrove yang berhasil pihaknya tanam di desanya sekitar 19 hektar.
• Ratusan SD di Pamekasan Dapat Dana Bantuan Operasional Sekolah, Realisasi Alokasi 100 Persen
• Intip Foto-Foto Cuplikan Drama Korea Kingdom Season 2, Tayang di Netflix Mulai Maret 2020 Mendatang
Namun saat ini, berkat kepeduliannya, pohon mangrove di Desa Lembur sudah rimbun dengan luas mencapai 46 hektar.
"Awalnya, minimnya pengetahuan dan minimnya dana. Saya bersama bapak saya hanya menata bibit yang tumbuh berceceran dan tidak beraturan," kata Slaman kepada TribunMadura.com, Selasa (11/2/2020).
Lalu, luas pantai kosong dari pohon mangrove yang ada di desanya, Slaman mencoba merogoh koceknya untuk membeli plastik playback untuk mulai melakukan pembibitan dan mulai menata menanam Pohon Mangrove dengan rapim
Hasilnya, selama 30 tahun dia bergelut di bidang pohon mangrove, kini di Desa Lembung sudah terdapat wisata Pohon Mangrove.
Maanfaat jerih payah yang sudah dilakukan Slaman bisa dirasakan oleh warga sekitar.
“Alhamdullah, hasil pembibitan mangrove itu bisa kami sumbangkan kepada lembaga Pemerintah dan Komunitas yang peduli menggelar peremajaan Mangrove di wilayah pantai Pamekasan," ungkapnya.
• Bupati Pamekasan Minta Guru PAUD Kenalkan Anak tentang Local Wisdom, Ingin Lestarikan Budaya Lokal
• 5 Tanda Bahwa WhatApp Kamu Disadap, Perhatikan Jika Aplikasi Tiba-Tiba Ter-Logout Sendiri
Tidak hanya itu, Slaman juga mengaku sudah banyak menerima berbagai penghargaan, mulai dari tingkat Kabupaten maupun Provinsi.
Terakhir, Slaman meraih penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juara 1 tingkat Nasional kategori Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
“Bagi saya kelestarian pohon Mangrove itu sudah ada di hati saya," ujarnya.
Slaman juga mengungkapkan, dirinya diberikan kepercayaan oleh Perhutani KPH Madura, berkat dukungan Ibu-ibu di Desa Lembung.
Awalnya, kata dia, kaum Ibu-Ibu ini dilibatkan untuk peduli pesisir dengan menanam Mangrove karena kerusakan akibat ditebang untuk kayu bakar.
“Kegigihan kaum Ibu-Ibu di Desa Lembung dan jumlah anggotanya semakin banyak, lalu akhirnya dibentuk paguyuban Sabuk Hijau, kini anggota mencapai 50 orang. Ibu-ibu ini tidak hanya membibit dan menanam, tapi juga diberi pelatihan mengolah buah Mangrove menjadi kopi,” bebernya.
Selain itu, kata Slaman, berkat usahanya tersebut, akhirnya Pemerintah Pamekasan melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, mempercayakan kepadanya untuk membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk mengelola wisata Mangrove.
Dengan apa yang dicapainya saat ini, Slaman hanya bisa mengucap rasa syukur, karena berkat karyanya selama 30 tahun, bersama Ibu-ibu di Desa Lembung, mampu meningkatan pendapatan keluarganya.
“Hasil karya kami, sudah dibuat Kopi dan Teh Mangrove, Batik, Madu dan Jajanan Mangrove, kini bisa buat biaya anak sekolah,” ungkapnya.
Pantai dan Mangrove, bagi Slaman kini adalah inspirasi untuk menciptakan lingkungan bersih dan indah.
Ke depan, Slaman berjanji akan terus melakukan upaya agar generasi muda lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan laut dan juga kelestarian pohon mangrove yang banyak manfatannya.
"Mohon doa seluruh warga Pamekasan, semua rakyat Jawa Timur. Khususnya dukungan Bupati dan Gubernur Jatim, karena saya akan maju dalam lomba Wana Lestari di Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta, mewakili Provinsi Jatim," pintanya.
• Gara-Gara TikTok, 4 Pekerja Bandara Dipecat Perusahaan, Terkuak Isi Videonya hingga Jadi Viral
• Sumenep Dilanda Angin Puting Beliung, 24 Rumah Warga Saronggi Rusak dan 2 Orang Mengalami Luka