Berita Malang
Ancaman Hukum Bagi Apotek dan Pedagang di Kota Malang yang Jual Masker dengan Harga Tinggi
Wali Kota Malang Sutiaji mengingatkan petugas apotek agar tidak menjual masker dan hand sanitizer dengan harga tinggi.
Penulis: Mohammad Rifky Edgar | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Wali Kota Malang Sutiaji mengingatkan petugas apotek agar tidak menjual masker dan hand sanitizer dengan harga tinggi
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Pemkot Malang menanggapi serius terkait kelangkaan masker dan hand sanitizer di Kota Malang.
Masker dan hand sanitizer menjadi langka di Kota Malang setelah merebaknya kasus virus corona di Indonesia.
Untuk mengatasi hal itu, Pemkot Malang melakukan pertemuan dengan para penglola apotek, apoteker, puskesmas, dan seluruh rumah sakit di kantor Dinas Kesehatan Kota Malang, Kamis (5/3/2020).
• Pengumuman Hasil Tes SKD CPNS 2019 Dilakukan Serentak, Peserta yang Lolos Bisa Lanjut ke Tes SKB
• Nasib Penjual Bakso yang Jadi Pedagang Masker Dadakan, Diperiksa Polisi setelah Jualan di Facebook
• Harga Masker di Pamekasan Capai 200 Ribu Per Pack, Apotek Beri Pengumuman Ketersediaannya Kosong
Wali Kota Malang, Sutiaji meminta kepada mereka agar tidak bermain-main harga atas kelangkaan masker dan hand sanitizer.
"Kalau masker gak ada, ya bilang gak ada," kata Sutiaji.
"Jangan sampai melayani pemesan yang berani membayarnya dengan harga tinggi," tegasnya.
Sutiaji juga meminta kepada seluruh petugas apotek di Kota Malang agar tidak menjualnya melalui online.
Sebab, kata dia, transaksi penjualan masker via online saat ini marak terjadi.
Harganya pun meningkat drastis dari harga normalnya yang mencapai Rp 20.000 per box, di online bisa mencapai Rp 450.000 per box.
"Karena di online ini dilakukan perorangan. Kalau jualan di online, sama saja memainkan peredaran harga masker," ucapnya.
• Polres Sumenep Datangi Sejumlah Apotek, Cek Ketersediaan Masker dan Hand Sanitizer yang Mulai Langka
• Masker Langka, PLUG Nasal Filter Bisa Jadi Solusi Pengganti, Harganya Murah dan Bisa Dipakai 20 Kali
Agar permainan harga ini tidak terjadi, Sutiaji akan melakukan koordinasi dengan aparat penegak hukum.
"Karena hukumnya sudah jelas, kalau ada yang bermain, biar aparat penegak hukum yang bertindak," ucapnya.
Sutiaji menyampaikan, hanya ada 5 apotek dari 70 apotek di Kota Malang yang menjual masker.
Menurut dia, masker yang tersedia di apotek tersebut tidak semuanya dijual kepada masyarakat.
"Hanya separuh yang dijual. Sisanya untuk disimpan dan dipergunakan sendiri," ucapnya.
Melalui pertemuan tersebut, Sutiaji juga menyampaikan, persediaan masker di Kota Malang memprihatinkan.
Kelangkaan ini kata dia terjadi secara nasional. Dikarenakan, bahan baku dalam membuat masker ini banyak diimpor dari Tiongkok.
• Masker di Pamekasan Madura Langka, Laris Diserbu Warga untuk Antisipasi Penyebaran Virus Corona
• Awkarin Diperiksa Polda Jatim Terkait Kasus Carding Agen Tiket Murah, Pilih Hindari Awak Media
Untuk itu, Sutiaji meminta kepada masyarakat agar tidak terlalu berlebihan dalam menanggapi kasus virus corona.
Dia juga menegaskan, bahwa orang yang sakitlah yang benar-benar membutuhkan masker.
"Tidak semua bahan baku pembuatan masker masuk ke kita. Kelangkaan ini sebenarnya terjadi karena pola kepanikan. Ini yang harus kami tangani," ucapnya.
Meski demikian, orang nomor satu di Kota Malang menegaskan, stok masker di puskesmas di seluruh Kota Malang aman hingga dua bulan ke depan.
Akan tetapi, masker tersebut hanya diperuntukkan untuk kebetuhan medis dan orang yang memang dalam kondisi sakit.
Saat disinggung apakah Pemkot Malang akan melakukan bagi-bagi masker kepada masyarakat, Sutiaji menjawabnya tidak.
Dia merasa, bahwa kegiatan bagi-bagi masker gratis justru malah menambah kecemasan masyarakat.
• Geger Anak Buah Kapal Ditemukan Tewas di Ruang Kontrol Mesin Kapal, Rekan Beri Kesaksian Mengejutkan
• Lagi Liburan di Bali, Pasangan Suami Istri ini Diringkus Polisi, Jadi Pengedar Sabu Jaringan Lapas
"Nanti kalau ada orang yang membutuhkan masker silakan untuk menghubungi kami," kata dia.
"Karena yang berhak memakai masker adalah orang yang sakit. Terutama sakit yang menular," ujarnya.
Sementara itu, Agus Suyono, Supervisor One Med Medicom Malang selaku distributor alat kesehatan menyampaikan, pihaknya saat ini memang tidak memproduksi masker.
Hal itu dikarenakan, bahan baku untuk pembuatan masker saat ini belum tersedia, baik untuk masker maupun hand sanitizer.
"Bahan baku kita dari Jerman yang kosong. Jadi belum produksi," ucapnya.
Kelangkaan masker ini, kata dia, sudah terjadi sejak bulan Februari.
"Cabang kami kan banyak. Jadi dibagi-bagi. Kalau Malang biasanya lima karton. Tapi sudah habis," tandasnya.
• Berawal dari Kecurigaan Tetangga, Kasus Pencabulan Anak Tiri oleh Ayahnya di Jember Terungkap
• KH Mohamad Salahuddin Maju Pilkada Sumenep 2020, Dapat Dukungan Puluhan Ribu Warga Setempat