Pilkada Sumenep
Maju Pilkada Sumenep 2020, Hairul Anwar Ziarah ke Makam Para Mantan Raja, Berharap Dapat Berkah
Bakal Calon Wakil Bupati Sumenep Hairul Anwar berziarah ke Pemakaman Asta Tinggi Kabupaten Sumenep.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Makam Waliullah di komplek Pemakaman Asta Tinggi, Kabupaten Sumenep, Madura, tak pernah sepi dari peziarah.
Bahkan, setiap tahun, banyak warga dari berbagai daerah berkunjung ke makam para raja tersebut.
Aura sakral membekap kawasan makam Bindara Saod, doa berbait-bait tak henti dari di mulut para peziarah.
• Sejumlah Pasar Pamekasan Dilengkapi Tempat Cuci Tangan, Pengunjung Wajib Cuci Tangan Sebelum Masuk
• Cegah Sebaran Virus Corona, Pemkab Pamekasan Sediakan Tempat Cuci Tangan dan Tandon di Semua Pasar
• Kesal Istri Dihamili Selingkuhan, Pria Madura Bunuh Korban Secara Keji, Akui Tak Ada Rasa Penyesalan
Tak terkecuali Bakal Calon Wakil Bupati Sumenep, Hairul Anwar.
Hairul Anwar berziarah ke makam atau asta Bindara Saod.
Bindara Saod tercatat dalam sejarah adalah raja ke-29 memimpin Kabupaten Sumenep sejak 1750 - 1762.
Hairul Anwar ziarah pertama langsung menuju asta Bindara Saod.
Selanjutnya, ia mendatangi asta Pulang Jiwo, Angga Dhipa, Pangeran Jimat, dan Sultan Abdurrahman.
Hairul Anwar mengaku, ziarah ke makam atau asta para waliyullah itu merupakan bagian dari silaturrahmi dengan para orang-orang shaleh.
"Secara dhahir beliau wafat, namun pada substansinya beliau masih hidup," kata Hairul Anwar pada TribunMadura.com, Rabu (15/4/2020).
"Hanya beda alam saja dengan kita yang masih hidup di dunia," sambung dia.
• Warga Kota Malang Kini Bisa Dapat Bantuan Tunai dan Non Tunai dari Pemkot, Ini Besaran dan Jenisnya
• Dimintai Tolong Buatkan Buku Tabungan, Pemuda Blitar Malah Kuras Uang Kakek hingga Rp 18 Juta
Bindara Saud keturunan dari Pangeran Katandur, Pangeran ini cucu dari Sunan Kudus.
Pangeran Katandur adalah pemimpin pertanian yang mula-mula memberi contoh bercocok tanam didesa Parsanga dan desa - desa disekitarnya dalam pertengahan abad ke - 17.
Hairul Anwar mengaku, silaturrahmi yang dilakukannya sebatas mendoakan dan membaca sesuatu yang sangat dikhususkan.