Idul Fitri 2020
Demi Kebiasaan Nenek Moyang, Jamaah Islam Aboge Salaman Hingga Makan Bersama di Tengah Pandemi
Meski terapkan physical distancing saat salat Idul Fitri, namun setelah salat malah bersalaman hingga berpelukan dan makan bareng
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, MAGETAN - Meski terapkan physical distancing saat salat Idul Fitri, namun setelah salat malah bersalaman hingga berpelukan dan makan bareng.
Hal itu dilakukan oleh jamaah penganut Islam Aboge.
Sejumlah jamaah penganut Islam Aboge (Alif Rebo Wage) melaksanakan sholat Idul Fitri di Masjid Al Mutaqin Desa Kuwonharjo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, seperti tahun sebelumnya.
Tapi kali ini pelaksanaan sholat jamaah Aboge dilakukan sesuai anjuran pemerintah.
Kendati sebagian besar jamaah Aboge atau Sattariyah ini tidak mengenakan masker, tapi mereka tetap lakukan physical distancing (jaga jarak fisik) antar jamaah.
• Daftar Harga HP Samsung, Realme, Vivo, Oppo dan Redmi, Spesifikasi Mantap dan RAM Besar
• Terkini, Daftar Harga iPhone di Akhir Mei 2020, Mulai dari iPhone 7, iPhone 11 Hingga iPhone SE
Perbedaan jatuhnya 1 Syawal 1439 Hijriah, di kalangan warga Islam Aboge didasarkan perhitungan yang berlaku secara turun temurun.
Sehingga pelaksanaan sholat Idul Fitri yang dilakukan jamaah Aboge ini setiap tahunnya berbeda dengan mayoritas Islam umumnya.
Kemurut takmir Masjid Al Mutaqin Jamiran, perbedaan pelaksanaan sholat Idul Fitri yang baru dilakukan sehari setelah umat Islam lainnya melaksanakan itu sesuai perhitungan Rukyat Ikmal.
"Perhitungan 1 Syawal kita melalui perhitungan bulan dan hisab yang sudah dilakukan sejak nenek moyang penganut Thoriqoh Sattariyah,"ujar Jamiran kepada Surya, Senin (25/5).
Jamaah Aboge ini sejak lepas Subuh sekitar pukul 05.30 an sufah berdatangan di Masjid Al Mutaqin di Desa Kuwonharjo, Kecamatan Takeran, Magetan untuk melaksanakan sholat Idul Fitri berjamaah.
• Penutupan Akses di Jalan S. Supriadi Selama PSBB Malang Raya, Ini Penjelasan Perwira Pos Check Point
Meski dalam pelaksanaan sholat Idul Fitri mereka menerapkan anjuran pemerintah untuk physical distancing antar jamaah, namun sebagian besar mereka tidak mengenakan masker untuk mencegah penularan corona virus disease 2019 atau Covid 19.
Walau dalam pelaksanakan mengindahkan anjuran pemerintah agar physical distancing atau jaga jarak antar jamaah.
Namun seusai shalat mereka tidak melakukan physical distancing , mereka tetep melakukan silaturahmi saling bermaaf-maafan dengan berjabat tangan, bahkan berdekapan.
"Kebiasaan disini seusai shalat, terus saling bermaafan, dilanjut jamaah mengadakan acara makan bersama di teras masjid.
Kebiasaan ini juga sudah dilakukan sejak nenek moyang kami,"tandas Jamiran.(tyo)
(Doni Prasetyo)
