New Normal di Banyuwangi
Pengasuh Pesantren di Kabupaten Banyuwangi Siap Terapkan Konsep New Normal Sambut Kedatangan Santri
Pengurus pesantren di Kabupaten Banyuwangi bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi siap terapkan konsep new normal.
Penulis: Haorrahman Dwi Saputra | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, BANYUWANGI - Sejumlah pengasuh dan pengurus pesantren di Kabupaten Banyuwangi bersama Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi siap terapkan konsep new normal menyambut kedatangan para santri.
Sembari menunggu komando pemerintah pusat untuk mulai penerapannya, para pengasuh menyepakati sejumlah aturan new normal yang bakal diterapkan di lingkungan pondok pesantren.
"Kami ingin ada kesepakatan bersama untuk aturan new normal yang akan kita terapkan dalam membuka kembali pesantren-pesantren di Banyuwangi. Tidak mungkin dalam waktu lama pesantren terus ditutup. Kini banyak pesantren yang sudah berancang-ancang kembali mengaktifkan pendidikannya. Hal ini justru jangan menimbulkan permasalahan-permasalahan baru," ungkap Ketua PCNU Banyuwangi KH. Ali Makki Zaini, Senin (1/6).
• BREAKING NEWS: DETIK-DETIK Anggota DPRD Marah Besar, Banting Botol Bir Saat Cari Bupati Tulungagung
• Tiga Pemuda di Kabupaten Malang Tewas Setelah Tenggak Alkohol Murni yang Dicampurkan ke Minuman Soda
• Riwayat Penularan Dua Ibu Menyusui di Tulungagung Positif Corona Covid-19 Masih Menjadi Teka-teki
Para pengasuh pesantren, PCNU Banyuwangi, Pemkab Banyuwangi dan Polresta Banyuwangi telah bertemu di aula Kantor PCNU Banyuwangi, Minggu (31/5/2020). Pada rapat tersebut diambil kesepakatan sejumlah aturan new normal.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono memaparkan terlebih dahulu tentang Covid-19 dan penerapan new normal. Dari paparan tersebut, lantas disepakati sejumlah poin new normal yang harus dipenuhi pesantren saat akan aktif kembali.
Sejumlah kesepakatan yang dihasilkan di antaranya masing-masing pondok pesantren yang akan menerima kedatangan santri akan lebih dulu dilakukan sterilisasi tempat dengan disemprot disinfektan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa setempat.
"Pemerintah Desa siap untuk memback-up penyemprotan disinfektan di pondok-pondok," ungkap Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten (ASKAB) Banyuwangi, Anton Sujarwo.
Selain itu, para santri yang berasal dari luar kabupaten, harus membawa surat keterangan sehat. Setibanya di pesantren harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Jika dalam masa isolasi tersebut, ditemukan gejala maka harus melakukan rapid test. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh dr Widji Lestariono.
"Para santri yang masuk juga harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari. Jadi begitu masuk tidak langsung aktiv proses pembelajaran," jelas Rio.
Masing-masing pesantren juga harus membentuk satgas penanganan Covid-19 di tingkat pesantren. PAra santri juga harus mulai membiasakan diri protokol kesehatan, seperti memakai masker, pembelajaran yang mengatur jarak, hingga pembiasaan cuci tangan.
"Pesantren juga harus membentuk Satgas Penanganan Covid-19 dari unsur pengurus dan dewan asatidz yang telah dibekali dengan pelatihan dari Dinas Kesehatan maupun Puskesmas," terang dokter Rio, sapaan karibnya.
• Di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Pesan Risma untuk Para Pelaku UMKM di Surabaya: Jangan Putus Asa
• Warga Surabaya Jalani Swab dan Rapid Test di Taman Mundu Tambaksari, Targetkan Peserta 500 Orang
• Katalog Promo Indomaret Terbaru 1 Juni - 15 Juni 2020, Hari Terakhir JSM dan Ada Beli 2 Gratis 1
Pengasuh PP. Al Anwari Kertosari, KH.Ahmad Sidiq mengaku, siap menerima santri baru dan santri lama sesuai dengan anjuran protokol kesehatan pencegahan virus corona.
"Sudah ada panduan dari PCNU, dengan pertemuan ini kami malah lebih jelas dan paham. Apalagi juga langsung difasilitasi dan disampaikan langsung dari pihak yang berkompeten," bebernya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas turut menegaskan syarat pesantren bisa dibuka kembali asalkan memenuhi protokol kesehatan sebagaimana konsep new normal yang disepakati.
"Kami tidak ingin ada cluster pesantren sebagai tempat penyebaran Covid-19 di Banyuwangi. Ini memerlukan disiplin dari semua pihak," tegas Anas.