Berita Kediri

Bersepeda Jadi Tren Masyarakat Indonesia pada Masa Pandemi, Waspada Penyakit Bahaya ini Bagi Pemula

Tidak hanya remaja, bersepeda juga digandrungi kalangan lain, seperti orang tua, baik laki-laki maupun perempuan.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/DIDIK MASHUDI
Pengendara sepeda yang bermain di Jembatan Lama Kota Kediri dihalau petugas Satpol PP, karena jalur Jembatan Lama ditutup untuk kendaraan, Selasa (23/6/2020). 

TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Bersepeda menjadi tren di kalangan masyarakat Indonesia pada masa pandemi virus corona Covid-19.

Tidak hanya remaja, bersepeda juga digandrungi kalangan lain, seperti orang tua, baik laki-laki maupun perempuan.

Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri, dr Fauzan Adima mengingatkan, penggemar sepeda pemula untuk bisa mengukur kemampuannya agar tidak mengancam kesehatan.

Anak Pengusaha di Surabaya Tewas Bunuh Diri, Selama ini Dikenal Baik dan Berprestasi di Kampus

Satu Keluarga di Kota Blitar Positif Virus Corona, Warga Jalan Waru Lakukan Karantina Mandiri

Pandemi Covid-19, Atlet Binaan KONI Pamekasan Gelar Latihan dengan Terapkan Physical Distancing

Ia juga menyarankan agar penggemar sepeda pemula untuk memeriksakan diri ke dokter atau laboratorium guna mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita seperti jantung, hipertensi dan kecing manis.

“Ketika tahu kondisi tubuh kita, akan memiliki ukuran dalam bersepeda,” ungkap dr Fauzan Adima, Rabu (8/7/2020).

Saat pandemi Covid 19 di Kota Kediri, ada trend peningkatan pengendara sepeda.

Mayoritas yang bersepeda anak-anak muda, namun juga banyak orang dewasa yang bersepeda.

Sejauh ini tidak ada patokan jarak dan kecepatan dalam bersepeda.

Satu-satunya patokan aman adalah menyesuaikan dengan kemampuan diri.

Anak Pengusaha Tewas Bunuh Diri di Gudang Rumah, Ayah dan Ibu Korban sempat Menaruh Curiga ke Korban

Pemuda ini Sering Booking Kamar Hotel untuk Berbuat Dosa, Ditangkap Polisi dengan Barang Bukti

Sehingga yang membedakan aktivitas bersepeda masing-masing orang tidak sama.

Dikatakan, ancaman terbesar bagi pesepeda selain kecelakaan lalu lintas adalah serangan jantung.

Umumnya, kombinasi antara faktor bawaan, riwayat penyakit, dan kerja jantung yang melebihi kemampuan saat bersepeda menjadi penyebab serangan jantung.

Dokter Fauzan mengingatkan, kepada siapapun untuk mengenali gejala serangan jantung yang bisa menimpa siapa saja, termasuk pengowes.

Gejala pertama serangan jantung adalah nyeri dada yang kerap digambarkan seperti ditindih, kemudian menjalar ke lengan kiri hingga punggung.

KONI Pamekasan Gandeng Dinkes Gelar Rapid Test untuk Atlet Binaan, Ingin Para Atlet Bebas Covid-19

Bupati Ra Latif Perpanjang Masa Tanggap Darurat Bencana Wabah Virus Corona Covid-19 di Bangkalan

Biasanya, sakit itu diikuti dengan sesak napas dan keluar keringat dingin.

“Dalam kondisi akut pasien bisa pingsan. Ini tentu berbahaya ketika sedang berada di atas sepeda dan tak ada yang cepat menolong,” kata dr Fauzan.

Sebelum serangan itu terjadi, terlebih dulu ada tanda-tanda yang harus dikenali, yakni sesak dan sakit dada.

Gejala ini terjadi karena suplai darah ke jantung tidak memenuhi kebutuhan kerja jantung saat bersepeda.

Pegowes pemula diminta untuk selalu mengukur diri dan menurunkan aktivitas ketika terasa sesak.

Disarankan kepada pegowes tidak menggunakan masker saat bersepeda.

Sebab menggunakan masker akan mengurangi suplai oksigen ke dalam paru, dan membahayakan tubuh.

Diingatkan, dalam kondisi pandemi Covid 19, kepada pegowes untuk tidak bergerombol atau nongkrong usai bersepeda.

“Langsung pulang dan lepas semua peralatan terutama sepatu, kaos kaki, helm, kacamata, dan sarung tangan sebelum masuk rumah,” kata dia.

Disarankan bagi pegowes pemula adalah pemanasan.

Sebab, olahraga bersepeda menggerakkan seluruh otot tubuh, termasuk paha, otot kaki, otot punggung, otot bahu dan tangan. 

“Pemanasan ringan yang bisa dilakukan seperti peregangan area tangan dan kaki," katanya.

"Dan ingat, berhentilah mengayuh saat dada terasa sesak,” jelasnya.(dim)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved