Virus Corona di Lamongan
Tekan Kasus Kematian akibat Corona, Dinkes Lamongan Keluarkan Program Perlindungan Comorbid Covid-19
Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Kesehatan membuat sebuah program untuk menekan jumlah kasus kematian akibat Covid-19.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, LAMONGAN - Pemerintah Kabupaten Lamongan melalui Dinas Kesehatan membuat sebuah program untuk menekan jumlah kasus kematian akibat Covid-19.
Terobosan tersebut adalah Program Perlindungan Comorbid Covid-19 (PPCC).
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan dr Taufik Hidayat yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.
“Jadi kita membuat Program Perlindungan Comorbid Covid19. Comorbid yang dimaksud yakni penyakit penyerta yang biasanya adalah penyakit tidak menular (PTM),” ungkap dr Taufik Hidayat.
• 3 Manipulator Email Dibekuk Polisi, Sabotase Transaksi Keuangan Perusahaan, Raup Uang Rp 8,6 Miliar
• BREAKING NEWS - Aliansi BEM UNIRA Demo di Kantor DPRD Pamekasan, Tolak Pengesahan RUU Omnibus Law
• Ribuan Buruh di Jawa Timur Padati Kantor Gubernur, Tolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja
Dia menjelaskan bahwa PTM telah menjadi masalah besar di masyarakat selama pandemi Covid-19.
Menurutnya PTM menjadi comorbid atau pemberat dari Covid-19 sehingga sebagian besar pasien yang meninggal dengan positif Covid-19 adalah orang yang mempunyai comorbid berupa hipertensi (HT), Diabetus Melitus (DM), Kanker (Ca).
“Orang-orang yang mempunyai comorbid harus berada dalam pantauan rutin kontrol dan minum obat. Oleh karena itu kita lakukan PPCC ini yakni suatu program perlindungan kepada masyarakat beresiko atau rentan dalam menghadapi adaptasi kebiasaan baru,” ungkap dr Taufik Hidayat.
dr Taufik Hidayat menjelaskan, bahwa PPCC ini akan menyaring orang-orang yang mempunyai aktivitas tinggi bekerja di kerumunan dan mempunyai potensi comorbid PTM agar mereka siap dan bisa bertahan di era new normal sehingga mereka bisa tetap sehat dengan stabilnya comorbid.
“Kami menyasar tempat kerumunan mata pencaharian seperti pasar, semua warga yang mempunyai riwayat PTM dan atau berusia 50 tahun ke atas, pengunjung tetap (penjual, pembeli rutin berbelanja) serta yang kondisi imun menurun (lemas, pucat),” jelas dr Taufik Hidayat.
• Keluarga di Kota Malang Sempat Merasa Keberatan Jenazah Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
• BREAKING NEWS - Bentrok Warnai Demo Tolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja di Depan Kantor Bupati Gresik
• Curiga Mobil Goyang di Depan Rumah Dinas Wabup Tuban, Sepasang Remaja Digerebek, Ada Kondom dan Tisu
dr Taufik Hidayat mengungkapkan bahwa pada bulan Juni telah dilakukan screening sebanyak 1.862 orang di 33 pasar yang dilakukan di 33 puskesmas dengan hasil 199 orang HT, 389 orang DM dan 33 orang keduanya (HT dan DM).
Mereka dirujuk dan kontrol di puskesmas untuk selanjutnya diberi obat diminum secara teratur serta disarankan mengikuti program pengelolaan penyakit kronis (prolanis), periksa satu bulan sekali dan boleh beraktivitas atau berjualan dengan memakai masker, sering cuci tangan, rajin periksa ke puskesmas dan meningkatkan pola hidup sehat.
Dari data yang telah dihimpun per Rabu (15/7) terdapat kenaikan yang cukup banyak pada angka kesembuhan pasien positif Covid-19 yakni 20 orang sehingga total pasien sembuh menjadi 146 orang dari 277 pasien positif Covid-19.
Sisanya sebanyak 89 pasien masih dalam perawatan dan 42 lainnya meninggal.