Berita Surabaya

Mengenal Happy Hypoxia, Dapat Berimbas Kematian pada Seseorang, Penderita Covid-19 Wajib Waspada

Happy Hypoxia merupakan kondisi yang muncul saat kadar oksigen dalam tubuh menurun drastis.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
evgenyatamanenko
Ilustrasi - Mengenal Happy Hypoxia, Dapat Berimbas Kematian pada Seseorang, Penderita Covid-19 Wajib Waspada 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Belakangan ini, gejala Happy Hypoxia sedang banyak dibicarakan.

Itu lantaran gejala Happy Hypoxia dianggap berbahaya apabila tidak segera ditangani.

Dokter di Divisi Medical Check Up National Hospital Surabaya, Cynthia Dewi Wijaya menerangkan, Happy Hypoxia merupakan kondisi yang muncul saat kadar oksigen dalam tubuh menurun drastis.

Tak Boleh Sembarangan, Pasien Covid-19 yang Ingin Isolasi Mandiri di Rumah Wajib Perhatikan Hal ini

Kenali Gejala Ringan, Sedang, hingga Berat Penderita Virus Corona, Waspada Jika Alami Sakit Kepala

Mengurus Paspor di Kantor Imigrasi Surabaya Kini Makin Mudah dan Cepat, Cuma Butuh Waktu Sehari

Namun, pasien tidak sadar jika kadar oksigen di dalam tubuhnya menurun drastis

Gangguan Happy Hypoxia tidak menimbulkan gejala fisik seperti demam atau batuk pilek.

Saat diperiksa ke rumah sakit, kadar oksigen yang dimiliki sudah berkurang jauh.

Meski begitu, terkadang pasien tidak merasakan sesak napas.

"Gejala ini lebih berbahaya," kata dia dalam sesi live Zoom TribunJatim Network ( grup TribunMadura.com ), Rabu (7/10/2020)

"Karena ketika kita kekurangan kadar oksigen dalam tubuh, maka organ vital lainnya akan ikut terganggu," terangnya.

Hal ini, tambah Cynthia, juga dapat berimbas kematian pada seseorang karena terjadi gagal organ.

Pasangan Suami Istri di Lumajang Dibacok Orang Misterius, Dianiaya Pakai Cangkul Kotoran Sapi

Gagal Menyalip Sepeda Motor, Pengendara Motor Tak Sengaja Hantam Truk, Langsung Tewas di Lokasi

Cara mengetahuinya, pasien harus sering melakukan pemeriksaan untuk mengukur saturasi oksigen dalam tubuh dengan pulse oximeter guna menghindari kejadian Happy Hypoxia.

"Selain itu, di rumah sakit juga dilakukan pemeriksaan invasif berupa pemeriksaan analisis gas darah atau Blood Gas Analysis," tuturnya.

Waspada Dampaknya

Saat seseorang terinfeksi virus corona, ada sejumlah gejala yang muncul. Mulai dari demam, batuk, sesak napas hingga kehilangan indra penciuman dan perasa.

Namun baru-baru ini juga diketahui gejala yang diidentifikasi dari penderita Covid-19, yaitu Happy Hypoxia syndrome.  

Melansir pemberitaan Kompas.com (12/8/2020), Happy Hypoxia merupakan kondisi pasien mengalami tingkat saturasi oksigen dalam darah rendah yang bisa menyebabkan ketidaksadaran hingga kematian. 

Namun, pada saat itu pasien tidak menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas, atau tanda lain yang mengisyaratkan terinfeksi virus corona. 

Seseorang akan terlihat seperti biasa, tidak mengalami gangguan kondisi fisik, bisa juga berkomunikasi.

Padahal gejala ini bisa mengakibatkan hilangnya kesadaran, bahkan kematian. 

Happy Hypoxia menjadi perbincangan hangat di media sosial akhir-akhir ini.

Juru Bicara Tim Satgas Covid-19 Kota Malang, dr Husnul Muarif menjelaskan Happy Hypoxia merupakan manifestasi dari Covid-19.

Jadi, penderita tidak merasa memiliki gejala apapun, namun tiba-tiba terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kalau dilihat dari kosa katanya, Happy itu bahagia, dan Hypoxia itu kekurangan oksigen,"

"Jadi orang merasa tidak ada keluhan. Begitu dia beraktivitas, kebutuhan oksigen mendadak terhambat," ucap Husnul kepada TribunMadura.com, Rabu (9/9/2020).

Husnul menjelaskan Happy Hypoxia berbeda dengan pneumonia.

Pasalnya, pneumonia memiliki gejala pada saluran pernafasan.

Sedangkan Happy Hypoxia tidak memiliki gejala apapun alias sehat.

"Namanya saja happy. Jadi orang yang dalam keadaan tidak ada gejala, stamina cukup bagus, dan menjalankaan aktivitas seperti biasa, namun tiba-tiba suplai oksigen terhambat," jelasnya.

Dia minta masyarakat waspada dan tidak menyepelekan Covid-19.

Husnul mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan setiap beraktivitas.

Agar masyarakat dalam melakukan mitigasi mandiri untuk meminimalisir dan mencegah resiko terpaparnya Covid-19.

"Memang membahayakan. Makannya semua pihak harus waspada. Karena kita tidak tahu tubuh kita ini terpapar Covid-19 atau tidak," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved