Berita Pamekasan
Tinggalkan Tembakau, Petani asal Pamekasan Sukses Raih Untung Berkat Buah Melon saat Masa Pandemi
Jamaluddin berhasil menggeluti dunia tanaman melon saat tanaman tembakau mengalami kemerosotan harga.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Meski dalam masa pandemi Covid-19, produktivitas pertanian holtikultura di Kabupaten Pamekasan, Madura, tampak tidak berpengaruh.
Hal ini terbukti dari keberhasilan Jamaluddin, yang baru menapaki dunia pertanian berupa menaman tanaman melon.
Pria asal Desa Artodung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan ini, sukses panen petik buah melon dengan masa tanam selama kurang lebih 2 bulan.
Baca juga: Kaya Manfaat, Kambing Senduro Jadi Usaha Primadona Peternak Lumajang saat Pandemi Virus Corona
Baca juga: DLH Pamekasan Pilih Program TPS3R dalam Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan Dibanding Bank Sampah
Baca juga: Suami Syok Pergoki Istri Bugil di Dalam Kamar Bersama Pria Lain, Langsung Bacok Kepala Tetangganya
Ia mengaku, memilih mengembangkan budidaya melon karena selama ini sektor pertanian, khususnya tanaman tembakau sudah dua dekade mengalami kemerosotan harga yang sangat signifikan.
Jamaluddin menilai, dengan keadaaan itu, tanaman tembakau sudah tidak lagi menguntungkan bagi petani.
"Dasar masalah itu kami berinisiatif dengan membaca peluang yang ada, bahwa sektor holtikultura lah yang sanggup atau bisa memberikan nilai ekonomis yang baik untuk peningkatan ekonomi kerakyatan," kata Jamaluddin saat ditemui di kebun melonnya, Selasa (13/10/2020).
Meski Jamaluddin masih beberapa bulan menapaki dunia pertanian holtikultura, dari 1/2 hektar tanaman melon miliknya, sebanyak 90 persen tumbuh sehat dan tidak dimakan hama.
Bahkan, hasil panen melon kali ini mencapai hingga 3 ton lebih dari semua jenis melon, dengan rata-rata berat per buah sekitar 2-3 kg.
Berdasarkan hasil perhitungan kata dia, total biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman melon itu mencapai sekitar Rp 60 juta, biaya tersebut sudah termasuk biaya perawatan.
Baca juga: Kaca Mobil Ketua KPU Ponorogo Dirusak Orang Tak Dikenal di Jalan, Munajat Lihat Pelaku Pakai Motor
Baca juga: Awal Mula Peringatan Hari Tanpa Bra Sedunia, Kampanye Tingkatkan Kesadaran soal Kesehatan Payudara

"Melon ini cukup memberikan estimasi pasar yang luar biasa, jadi kedepannya atas dasar itu berharap memiliki dampak yang positif bagi petani yang lain untuk turut serta dalam berbudidaya melon ini," harapnya.
Bahkan saat ini pihaknya mengaku sudah mempersiapkan lahan pertanian melon baru dengan luas 1,2 hektar untuk kembali mengembangkan budidaya melon di desanya tersebut.
Jamaluddin saat ini di rumahnya juga membuat sebuah tempat penjualan melon yang diberi nama Melon Artodung.
Saat ini, jumlah petani melon yang bekerja di kebun melon miliknya ada sekitar 7 orang.
Baca juga: Modal Rayuan, Pemuda Sampang Nodai Keperawanan Gadis 15 Tahun, Ditangkap Sehari setelah Dilaporkan
Baca juga: Massa Demo Tolak UU Cipta Kerja Disambut Lantunan Asmaul Husna saat Tiba di DPRD Bangkalan
Jumlah petani ini kata dia kemungkinan akan bertambah seiring dengan kondisi tanaman melon yang akan ditanam di kemudian hari
"Hasil olahan melon, ada yang jadi es krim, jus melon, dan serut," jelasnya.
Kata Jamaluddin setiap varietas melon per kilonya dijual dengan harga yang bervariatif.
Untuk Varietas King Show per kilo dijual seharga Rp 12.500 ribu.
Sedangkan untuk varietas Kinanti, Apollo Langkawi, Luna, Honey Globe dan Stella per kilonya dijual seharga Rp 11.500 ribu.
"Kalau dibuka sistem wisata petik buah biasanya per kilo dijual paling rendah Rp 16 ribu," kata dia.
"Customer kami merasa puas karena kata mereka harga melon di sini sangat murah, karena kalau di swalayan per kilo dijual Rp 20 ribu ke atas," tutupnya.
Baca juga: Fenomena La Nina Diprediksi Terjadi di Jawa Timur pada Oktober 2020 hingga April 2021
Baca juga: Lepas Masker Karena Merokok saat Berkendara, Wanita di Kota Blitar ini Dikenai Sanksi Tipiring
Peluang Bisnis Kambing Senduro
Berdiri di bawah kaki Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang sangat melimpah ruah kekayaan hasil bumi.
Tak hanya pertanian, Kabupaten Lumajang juga dikenal memiliki keunggulan di sektor peternakan.
Kabupaten Lumajang dikenal memiliki jenis kambing lokal, bernama kambing senduro.
Secara nasional kambing senduro diakui memiliki keunggulan kualitas terbaik jika dibandingkan kambing perah lainnya.
Menurut cerita lawas, kambing senduro adalah hasil persilangan dari kambing jamnapari ras dari Euttar Pradesh India dengan kambing lokal Kabupaten Lumajang (kambing menggolo).

Hasil persilangan ini lah yang menghasilkan kambing senduro berukuran lebih besar dan tinggi dari kambing pada umumnya.
Adapun ciri lain, kambing sendoro yaitu, memiliki warna putih dan tidak memiliki tanduk.
Memiliki ukuran tubuh yang bongsor dan ideal, kambing senduro sering dijadikan kontes.
Seperti kambing senduro milik Imam Muhammad, warga Desa Mangunsari Kecamatan Tekung.
Kambing senduro miliknya sudah tiga kali berturut-turut memenangkan juara 1 lomba kontes antar kabupaten maupun luar kota.
Baca juga: Pemilik Cafe Maxy Tulungagung Diperiksa Satpol PP, Dijatuhi Sanksi Denda Rp 500 Ribu Karena Hal ini
Baca juga: Sindikat Pengedar Uang Palsu di Mojokerto Dibongkar, Pelaku Edarkan Rp 18,2 Juta untuk Beli Tokek
Bahkan 'Gandasuli' nama kambingnya, juga pernah juara 1 lomba kontes piala presiden.
"2,5 bulan kades cup, umur 4 bulan piala presiden nomor 1. Piala bupati di Senduro juga nomor 1, dan terakhir juara 1 di malang rampal," kata Imam, Senin (12/10/2020).
Keunggulan kambing senduro milik Imam Muhammad tidak hanya sebatas digunakan untuk kejuaraan kontes saja.
Rupanya, kambing senduro, menjadi penghasil susu kambing terbaik. Bahkan khasiatnya bisa digunakan untuk terapi penyakit.
Karena manfaatnya yang melimpah, Imam sendiri yang juga sebagai petani kambing etawa mengaku kewalahan memenuhi permintaan pasar.
"Luar biasa yang nyari susu kambing etawa senduro. Ini (susu) buat kesehatan bagus baik kalau dikonsumsi penderita sesak, darah tinggi," ujarnya.
Selain dipercaya bisa mengobati penyakit, susu kambing senduro ternyata juga bermanfaat untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Maka bisa dipastikan pandemi virus corona tak berimbas pada hasil usahanya.
Justru, sekarang susu kambing senduro keberadaanya semakin diburu.
"Saya itu kirim susu ke Bekasi, Jakarta, Sukabumi, dan Surabaya," kata dia.
"Itu per kota per minggu permintaannya 100-200 liter. Saya sampai kewalahan," ungkapnya.