TEGA Ayah dan Anak Bunuh Kerabat Pakai Parang, Aksi Keji Berawal dari Sakit Hati Karena Seekor Ayam
Seorang ayah dan anak melakukan aksi pembunuhan pada kerabatnya sendiri dengan menebaskan parang sebanyak tiga kali.
TRIBUNMADURA.COM - Seorang ayah dan anak melakukan aksi pembunuhan pada kerabatnya sendiri, Soldin (50).
Soldin tewas setelah dibunuh kedua pelaku, yang tak lain adalah sepupu dan keponakannya.
Peristiwa keji itu terjadi di Desa Tanjung Gelang, Kecamatan Prabumulih Barat, Kota Prabumulih, Sumsel, Minggu (6/12/2020).
Baca juga: Satu Lembaga Sekolah di Sampang Tolak Bantuan BPOPP, Sebelumnya Juga Menolak Dapat BOS, Ini Sebabnya
Baca juga: Perlakuan Keji Pengasuh Bayi Terungkap di Belakang Majikan, Tega Meremas Bayi 20 Bulan hingga Tewas
Baca juga: Main Hujan-Hujanan, Bocah 10 Tahun Tenggelam di Sungai Bengawan Solo, Ditemukan Sudah Tewas
Keponakan korban, Erik Ustrada (25) langsung menyerahkan diri ke petugas kepolisian setelah membunuh paman sendiri.
Sementara sepupunya bernama Jumat (50 tahun) saat ini masih dalam pengejaran polisi.
Kepada TribunSumsel.com ( grup TribunMadura.com ), Erik menceritakan alasan membunuh pamannya Soldin (50).
Erik yang berdekatan rumah dengan pamannya mengaku kesal lantaran korban ribut dengan ayahnya.
Dengan mengenakan baju lengan panjang dan celana pendek hitam, Erik mengaku menyesal melakukan perbuatan pembunuhan tersebut.
"Saya saat itu sedang mengasah parang rencana mau berburu babi, tapi tiba-tiba mendengar ayah sedang ribut dengan korban," ujarnya ketika dibincangi.
Melihat itu Erik membawa parang yang diasah ke lokasi kejadian, lalu pelaku melihat korban cekcok dan telah tersungkur di tanah.
Baca juga: Rahasia Pemuda Desa di Bawah Tumpukan Kasur, Barang Terlarang Disimpan Rapih, Gelagat Aneh Tercium
Baca juga: Rumah Induk Mahfud MD di Madura Didatangi Dandim, Kapolres, GP Ansor, Keluarga: Hanya Silaturrahmi
"Melihat bapak sendiri ribut saya kesal dan membela bapak, saya langsung kapak korban sebanyak tiga kali," tuturnya.
Erik menuturkan dirinya menebaskan parang sebanyak tiga kali ke arah korban yang telah tersungkur di tanah.
"Saya tebas tiga kali, pertama ditangkis tangannya yang putus. Lalu kedua dan ketiga di kepala," katanya.
Dengan rasa penyesalan, Erik mengaku dirinya setelah membunuh pamannya tersebut langsung menyerahkan diri ke rumah kades.
"Saya menyesal pak, saya naik motor ke rumah kades menyerahkan diri. Saat itu melihat bapak duduk di teras rumah menghela napas, setelah itu saya tidak tahu," lanjut pria dua ini.