Berita Bondowoso
Lokasi Sumur Galian Hasil Mimpi Abdul Ghani, Diprediksi Persinggahan Raja Majapahit, Hayam Wuruk
Lokasi galian sumur Abdul Ghani hasil mimpi itu, ternyata merupakan sebuah bangunan kuno. pernah dipakai persinggahan raja Majapahit, Hayam Wuruk
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, BONDOWOSO - Perlahan terungkap lokasi galian sumur Abdul Ghani hasil mimpi itu, ternyata merupakan sebuah bangunan kuno.
Diketahui sebelumnya, Abdul Ghani menggali sumur berkat tuntunan mimpi hingga akhirnya menemukan benda kuno.
Kini, lokasi galian sumur itu sedang dipelajari dan diungkap oleh para ahli.
Bermula dari penemuan batu bata merah kuno, ternyata lokasi itu pernah dipakai persinggahan raja Majapahit, Hayam Wuruk.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso (Dindikbud) Bondowoso bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim telah merampungkan proses ekskavasi awal atau penggalian di Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso.
Baca juga: Cara Mendapat Bantuan UMKM Program BPUM atau BLT Rp 2.4 Juta, Simak Syarat dan Langkah Daftarnya
Baca juga: Bahaya Makan Telur Setengah Matang, Bisa Mengancam Kesehatan Jika Terus Menerus Dikonsumsi
Baca juga: Cara Mengembalikan Akun Instagram yang Dihack, Pastikan Punya Kode Angka Rahasia di Kontak Pribadi
Hasilnya, pada titik galian ke 2 di samping sumur lama, tim menemukan struktur batu bata merah kuno 9 lapis pada kedalaman 5 meter.
Temuan batu bata merah di titik penggalian 2 serupa dengan batu bata merah kuno yang ditemukan di sumur baru dan lama.
Struktur batu bata merah kuno itu punya kemiripan ukuran panjang 30 cm lebar 17 cm dan ketebalan 5 cm. Selain itu, teknik pembuatannya juga sama yakni dengan cara gosok atau kosot.
Artinya, struktur batu bata merah kuno yang ditemukan di sumur baru diduga membentang sampai sumur lama, panjangnya sekitar 20 meter.
Dari hasil geolistrik Tim Geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), struktur batu bata merah itu diperkirakan tak terputus sampai sumur lama saja.
Melainkan berlanjut hingga kebun sengon dengan total panjang 48 cm.
Sedangkan perkiraan area sebaran arkeologis di Desa Alas Sumur mencapai 2,2 hektare.
Kasi Sejarah Dan Kepurbakalaan Dindikbud Bondowoso, Heri Kusdaryanto mengatakan struktur batu bata kuno merah itu diduga merupakan dinding pagar sebuah bangunan.
Bangunan yang dilindungi oleh dinding pagar hingga kini masih menjadi teka-teki.
Sebab, perlu proses ekskavasi lanjutan untuk memastikannya.
"Struktur batu bata merah kuno tersebut diduga memanjang dan membentuk segi empat.
Kemungkinan struktur ini bagian terluar dari bangunan entah itu taman pertirtaan, tempat suci atau permukiman, banyak kemungkinan," katanya kepada TribunMadura.com melalui sambungan telepon, Sabtu (19/12/2020).
Heri menjelaskan, dalam naskah Kitab Negarakertagama, Raja keempat Majapahit, Hayam Wuruk pernah melakukan perjalanan ke ujung timur pulau Jawa.
Pemimpin Majapahit pada 1350-1389 Masehi ini melakukan perjalanan dari Silobango, Jember menuju utara yakni wilayah Dewarame, Dukun, dan Pakembangan.
Kemudian, raja yang membawa Majapahit berada di puncak kejayaan ini memutuskan bermalam di Pakembangan.
"Kemungkinan, wilayah Pakembangan yang dimaksud adalah Desa Alas Sumur. Dalam cerita, jalan yang dilalui Hayam Wuruk datar atau berada di cekungan antara Gunung Argopuro dan Raung," jelasnya.
Karena Hayam Wuruk bermalam, diprediksi terdapat permukiman kuno di Pakembangan.
Dugaan ada permukiman kuno yang terpendam dalam tanah Desa Alas Sumur menguat setelah ditemukan fragmen porselen kalsedon hijau berasal dari Dinasti Yuan antara abad ke 13-14.
Selain itu juga, Fragmen porselen putih berasal dari Dinasti Yuan awal atau Dinasti Song akhir abad 12-13.
Porselen biasanya digunakan untuk hiasan rumah atau peralatan makan.
Fragmen porselen tersebut ditemukan warga Desa Alas Sumur, Abdul Ghani secara bersamaan dengan batu bata merah kuno saat menggali sumur baru di samping kanan rumah.
"Dari beberapa catatan, pada abad 14 atau tahun 1400an Gunung Raung meletus dan diduga megubur daerah Pakembangan. Wilayah tersebut pun hilang," ucapnya.
Peristiwa hilangnya wilayah Pakembangan karena letusan gunung Raung ini, tak pelak mengingatkan tim ekskavasi awal pada tragedi Pompeii, Italia.
Baca juga: Populer, Fakta-Fakta Abdul Ghani yang Temukan Banyak Benda Kuno di Galian Sumur, Dituntun Mimpi
Baca juga: 10 Kebiasaan Buruk Penyebab Baterai HP Cepat Habis dan Boros, Jangan Diulangi Lagi Ya
Kota zaman Romawi Kuno tersebut hancur akibat letusan Gunung Vesuvius sekitar 79 Masehi.
Bangunan beserta warga Pompeii terkubur abu vulkanik Gunung Vesuvius.
Puing-puing Kota Pompeii berhasil ditemukan setelah 1500-an tahun terkubur. Pada tahun 1748, Pompeii resmi digali.
Para arkeolog menemukan reruntuhan bangunan dan jasad masyarakat Pompeii yang terawetkan oleh gelombang panas piroklastik.
"Seandainya sama dengan di Pompeii, tentu sangat menarik. Sementara di beberapa tempat, warga Desa Alas Sumur menemukan daun dan ranting pohon yang terawetkan lapisan vulkanis saat menggali tanah. Berdasar itu, kemungkinan struktur di Alas Sumur juga terawetkan," pungkasnya. (nen)
Awal mula penemuan bendaa kuno
Mimpi aneh menuntun warga Bondowoso ini untuk menggali sumur di samping rumahnya.
Abdul Ghani kemudian nekat menggali sumur di samping rumahnya.
Tak terduga, saat menggali sumur Abdul Ghani menemukan sejumlah benda kuno.
Ada beberapa lapisan di dalam sumur yang ia gali tersebut.
Abdul Ghani Warga Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso tak menyangka bakal menemukan sejumlah benda kuno di dalam sumur yang ia gali di samping kanan rumah.
• Katalog Promo Alfamart Rabu 16 September 2020, Diskon Daia Rp 27.900 dan Minyak Goreng 2L Rp 24.700
• Suami Antar Istri Layani Pria Lain, Usai Berhubungan Istri Ditemukan Tewas, ini Dugaan Kematiannya
• Ikan Hiu Makan Tomat, Usai Viral di Instagram dan Twitter Odading Mang Oleh Kini Diserbu Pembeli
Benda-benda tersebut antara lain, batu bata merah dengan corak garis melengkung dan lurus, fragmen porselen (keramik) bermacam warna, adapula kerangka tulang.
Abdul menceritakan, sebelum menemukan benda-benda kuno itu, ia mencari sumber air untuk keperluan sehari-hari.
Ia pun, menggali tanah berdiameter sekitar 40 cm di samping kanan rumah untuk dibikin sumur dengan alat sederhana.
"Awalnya, saya mencari sumber air dengan cara menggali tanah di samping rumah," katanya, Rabu (16/9).
Perlahan, dia pun menggali tanah dengan linggis dan pacul kecil.
Setelah, Abdul menggali tanah hingga kedalaman 5 meter, siapa sangka dirinya justru mendapati benda kuno di dinding tanah galian.
Abdul menyebutkan, benda kuno itu tak ditemukan di satu titik saja.
Sebab, posisi benda kuno itu berada pada sebuah lapisan tanah.
Lapisan, pertama, Abdul menemukan kerangka tulang yang sudah tak utuh.
Pada saat itu, posisi kerangka tulang tak tertimbun di dalam tanah.
Kerangka tulang tersebut tercecer pada sebuah lobang besar.
Di bibir lobang, terdapat mangkok bercorak titik-titik putih menyerupai awan di cekungannya.
Selain itu, Di dalam mangkok berisi air dan bunga.
Bentuk mangkok masih utuh.
• Download Lagu DJ PIPIPI - Calon Mantu, Viral Lagu Remix TikTok, ada Versi Anak FF, ada Lirik Afifah
• Komisaris PT Pertamina Ahok Bongkar Borok BUMN, Soroti Tata Kelola, Singgung Pembubaran BUMN
• Tragedi Kelam G30S PKI, Soekarno Ditawari Dukung Manuver PKI, Jawaban Tegas Jadi Pukulan Telak PKI
"Lobangnya besar di sebelah barat dinding sumur. Orang dewasa bisa masuk ke lobang tersebut dengan cara merangkak. Saya tak berani masuk, hanya melihat dari bibir lobang itu," terangnya.
Kendati, bulu kuduknya berdiri karena menemukan kerangka tulang di lobang misterius, dirinya tetap menggali.
Tak dalam dia menggali, dirinya mendapati pecahan atau fragmen porselen.
Fragmen porselen ditemukan di lubang yang lebih kecil.
"Jadi, ada dua lubang di sana. Tapi lebih kecil dari lubang yang ke dua," paparnya.
Tak berhenti di situ, Abdul tetap melanjutkan penggalian.
Abdul menggali tak terlalu dalam, pada lapisan ke empat ini, ia menemukan struktur batu bata merah.
Batu bata merah tersebut posisinya tertimbun di bawah pasir yang menurutnya aneh, karena berwana hitam dan halus.
Abdul memperkirakan lapisan pasir hitam yang menimbun batu bata merah ketebalannya sekitar 2 cm.
"Sebagian batu bata saya angkat ke atas. Ada yang masih utuh, ada yang retak karena terkena pacul," pungkasnya. (nen)
Sempat mimpi misterius
Sebelum Abdul Ghani Warga Desa Alas Sumur, Pujer, Bondowoso menggali tanah untuk mencari sumber air, sang istri bermimpi didatangi pria misterius.
Pria misterius itu bilang bila ada sumber air di dalam tanah samping kanan rumahnya.
"Memang saya sudah berencana menggali sumur.
Saya menggali Senin (31/8).
Tetapi Minggu malam (30/8), istri saya diberi tahu oleh sesosok pria dalam mimpi lokasi sumber air berada di samping kanan rumah.
Saya pun menggali di lokasi sesuai mimpi istri," katanya, Rabu (16/9).
Padahal, penggalian tanah tepat di samping rumah sangat berisiko.
Apabila tanah digali sangat dalam, tanah bisa lapuk dan merobohkan rumah Abdul.
Ia pun diperingatkan oleh kepala desa.
• Viral, Acara Pernikahan Berubah Tragedi, Pengantin Wanita Kesurupan dan Merintih Saat Jalani Adat
Namun, Abdul tetap menggali tanah tersebut.
Tak disangka, dirinya justru mendapati benda-benda kuno antara lain, batu bata merah dengan corak garis melengkung dan lurus, fragmen porselen (keramik) bermacam warna, adapula kerangka tulang.
"Karena istri bermimpi bila ada sumber air tepat di samping rumah, saya menggalinya.
Lantas menemukan benda-benda kuno itu," paparnya.
Usai menemukan benda-benda kuno tersebut, Abdul melaporkannya ke pihak desa.
Kemudian, Kepala desa meneruskan laporan Abdul ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bondowoso. (nen)