Berita Malang

Suara Dentuman di Malang Bukan Akibat Gempa, BMKG Bongkar Pemicu: di Luar Tugas dan Fungsi Lembaga

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG merespons adanya dentuman yang terjadi di Malang dan sekitarnya.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/M SUDARSONO
Petugas BMKG Tuban memantau perkembangan gempa, Kamis (19/09/2019) siang. 

Banyak orang di media sosial mengaku, masih merasakan dan mendengar suara dentuman hingga pukul 03.22 WIB.

Dntuman misterius itu tidak hanya dirasakan di wilayah Kota Malang saja.

Di wilayah Kota Batu dan Kabupaten Malang juga merasakan dentuman itu.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto menjelaskan, pihaknya masih belum mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut.

"Kami belum mendapatkan informasi terkait hal itu (suara dentuman misterius)," kata dia kepada TribunJatim.com ( grup TribunMadura.com )

"Pihak BPBD Lumajang dan BPBD Kabupaten Malang yang kami hubungi, juga tidak tahu," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPRD Jember Diduga Pukul dan Ancam Ketua RT Perumahan, DPC PPP Umumkan Pemberian SP-1

Baca juga: Wanita Tanpa Identitas Tertabrak Kereta di Kawasan Jalan Ahmad Yani Surabaya, Simak Kronologinya

Ia mengaku, tak merasakan dan mendengar suara dentuman misterius tersebut.

"Kalau saya tidak mendengar apa-apa, bahkan saya juga tidak merasakan apapun," tandasnya.

Bukan dari Aktivitas Gunung Semeru

Gunung Semeru saat kembali erupsi, Sabtu (16/1/2021)
Gunung Semeru saat kembali erupsi, Sabtu (16/1/2021) (ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM)

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ( BB TNBTS ) memastikan jika suara dentuman di Malang bukan berasal dari Gunung Semeru.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas BB TNBTS, Syarif Hidayat mengatakan, ditinjau dari rekaman seismik menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Semeru dalam keadaan normal.

"Barusan saja ini saya dapat informasi dari PGA Semeru, kalau kejadian dentuman itu bukan dari Semeru," kata Syarif Hidayat, Rabu (3/2/2021).

"Karena rekaman seismik Semeru menunjukkan kalau aktivitas masih normal," sambung dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved