Penyakit yang Berisiko Alami Gejala Berat Terinfeksi Covid-19, Mulai Pingsan hingga Stroke
Ada penyakit tertentu yang berisiko alami gejala berat terinfeksi Covid-19, ini penjelasan dokter.
“Sangat penting bila ada aritmia diobati atau dihilangkan sebelum terjadi infeksi. Kita tidak bisa berharap tidak terkena Covid karena tidak bisa menduga kapan terjadi penularan. Sehingga aritmia harus segera ditangani maksimal. Bila terjadi covid dengan aritmia terkontrol pasien tersebut bisa melewati masa infeksi dengan baik,” ujar dokter dari RS Harapan Kita.
Gejala bila terjadi aritmia yang sederhana adalah merasakan jantung berdebar dengan cepat dan tidak teratur.
Namun ada juga yang mengalami pingsan, pusing (kleyengan) atau hampir mau pingsan, merasa lelah karena jantung berdenyut sangat lambat.
Bila mengalami hal-hal tersebut, walaupun merasa belum ada gejala yang bermakna, harus segera dilakukan pemeriksaan rekam jantung (EKG).
• Waspadai Penyakit Diare Jika Muncul 7 Gejala Berikut, Muncul Darah Hingga Diare Saat Tidur
• Waspada 6 Penyakit Jantung dan Indikasinya, Kenali Sejak Dini, Gejala ini yang Dirasakan Tubuh
Walaupun EKG hanya mengukur rekaman sesaat.
Padahal pada gejala awal, seringkali aritmia tidak tertangkap dalam 24 jam.
Sehingga harus dikonsultasikan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Di masa pandemi ini, walaupun masih punya keluhan dianggap ringan jangan menunda ke rumah sakit.
“Jangan takut ke RS karena takut tertular Covid. RS telah melaksanakan protokol kesehatan. Sehingga risiko tertular Covid sebenarnya sama saja dengan di tempat lain. Apalagi bila sudah ada komorbid penyakit jantung termasuk aritmia justru berisiko mengalami gejala berat. Sehingga aritmia harus terkontrol,” katanya.
Kelainan irama jantung adalah sebuah keadaan di mana jantung berdenyut tidak sesuai seharusnya.
Denyut jantung seharusnya teratur.
Kalau ada ketidakteraturan masih dalam variasi normal.
Dokter Dicky mengatakan, denyut nadi yang normal antara 50-90 per menit dalam keadaan istirahat.
Bila sedang aktivitas seperti lari bila meningkat menjadi 150 per menit masih normal.
Sebaliknya bila tidak melakukan sesuatu tapi denyut jantung mencapai lebih dari 100 per menit sudah dianggap tidak normal.