Jokowi Tak Salah soal Kerumunan Warga NTT Kata dr Tirta, Benarkah Sama dengan Kasus Rizieq Shihab?
Beberapa pihak menyamakan peristiwa Jokowi dikerumuni warga di NTT sama dengan kasus Rizieq Shihab beberapa waktu lalu.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Pipin Tri Anjani
Kedatangan warga merupakan antusiasme warga.
Jokowi pun sudah mengedukasi warga untuk memakai masker.
Baca juga: Indonesia Lockdown? Diusulkan Lagi karena Covid-19 Melonjak, Jokowi Menentang, Pengamat: dari Awal
Menurut dr Tirta, banyaknya warga membuat Presiden tidak bisa membubarkan warga.
Bahkan dalam satu video, mobil Presiden dikerumuni oleh warga.
Hal tersebut, lanjut dr Tirta, harusnya menjadi evaluasi bagi tim protokoler.
"Hal ini harusnya menjadi refleksi bagi tim protokoler untuk lebih berharti-hati mengatur agenda bapak Presiden di lapangan," katanya.
Karena itu, dr Tirta menilai penerapan sanksi kerumuman tidak bisa diterapkan.
"Jadi, penerapan sanksi kerumunan menurut saya sudah tidak relevan untuk ditegakkan," ujar dia, dikutip TribunMadura.com dari Tribunnews, Kamis (25/2/2021).
Baca juga: Jokowi Sebut PPKM Tak Efektif, Sutiaji Minta Masyarakat Disiplin Prokes: Jaga Diri dan Jaga Keluarga
Di sisi lain, beberapa pihak lain menyalahkan Jokowi.
Termasuk menyamakannya dengan kasus Rizieq Shihab.
Hal itu di antaranya disampaikan oleh Politikus Partai Demokrat Benny K Harman.
Kerumunan itu justru mengingatkannya akan peristiwa saat pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab pulang ke Indonesia dan disambut para pendukungnya.
"Saya teringat dengan masyarakat yang menyambut Habib Rizieq di Bandara Soekarno-Hatta saat pulang dari luar negeri. Seolah tidak percaya bahaya Covid," kata Benny saat dihubungi Kompas.com ( grup TribunMadura.com ), Rabu (24/2/2021).

Benny menilai, kerumunan itu telah menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo melanggar aturan protokol kesehatan (prokes) yaitu menjauhi atau menghindari kerumunan.
Ia juga berpendapat, peristiwa tersebut telah memperlihatkan masyarakat NTT yang rela terpapar Covid-19 hanya untuk melihat Presiden Jokowi.