Jokowi Tak Salah soal Kerumunan Warga NTT Kata dr Tirta, Benarkah Sama dengan Kasus Rizieq Shihab?

Beberapa pihak menyamakan peristiwa Jokowi dikerumuni warga di NTT sama dengan kasus Rizieq Shihab beberapa waktu lalu.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Pipin Tri Anjani
Kompas.com/Nansianus Taris
Potret Presiden Jokowi dikerumuni warga NTT saat datang untuk kunjungan, Selasa (23/2/2021). 

"Secara hukum, Presiden jelas kasat mata melanggar aturan prokes, aturan yang dibikin Presiden sendiri. Peristiwa ini juga memperlihatkan masyarakat NTT rela mati, rela korbankan dirinya terpapar Covid-19 hanya untuk melihat pemimpin yang mereka cintai," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Baca juga: BERITA MADURA TERPOPULER: Nasib Pilu TKW asal Madura hingga Pria Ditemukan Tewas di Dalam Sumur Tua

Di sisi lain, ia menyindir peristiwa itu dengan menyebut kata salut untuk Presiden Jokowi yang langsung menyapa rakyatnya tanpa takut terpapar Covid-19.

Peristiwa kerumunan penyambutan Jokowi di Maumere itu dinilainya juga menunjukkan bahwa Presiden ingin menguji Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merupakan mantan ajudannya.

"Presiden mau menguji Kapolri, mantan ajudannya, apakah punya nyali tidak untuk menegakkan hukum. Ada nyali tidak untuk menindak secara hukum Presiden yang jelas-jelas kasat mata melanggar atura prokes, aturan yang dibikin Presiden sendiri," ujar Benny.

"Presiden mau menguji bahwa setelah divaksin dia menjadi kebal atau imun meningkat. Salut untuk Presiden Jokowi," kata dia lagi.

Hal serupa juga disampaikan oleh Politikus Gerindra Fadli Zon.

Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi. (Instagram Presiden Jokowi)

Tapi relawan pendukung Jokowi menyesalkan pernyataannya.

Ketua Relawan Joman Immanuel Ebenezer atau Noel menyayangkan, karena Fadli membandingkan kerumunan warga di Maumere saat melihat Presiden, dengan kerumunan Keberadaan Rizieq Shihab di Bandara Soekarno Hatta dan Bogor, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

"Harusnya Fadli bisa melihat kehadiran rakyat di Maumere adalah spontanitas ," kata Noel, dikutip dari Tribunnews ( grup TribunMadura.com ).

Padahal menurut dia kerumunan Presiden di NTT berbeda dengan kerumunan kedatangan Rizieq Shihab.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Borok Istri Terkuak saat Periksa Kandungan hingga Drama Pernikahan Pria & Simpanan

Kerumunan warga di Maumere jelas merupakan aksi spontanitas karena tanpa mobilisasi dan undangan warga menunggu presiden di pinggir jalan.

"Tidak ada seruan, tidak ada persiapan. Tidak ada mobilisasi , " Katanya.

Hal itu berbeda dengan kehadiran ribuan massa FPI yang menjemput Habib Rizieq di bandara. Kehadiran massa tersebut karena ada kampanye di Medsos. Selain itu ada selebaran yang menyerukan agar massa FPI untuk hadir

"Persiapan FPI matang. Kampanye beredar luas. Jadi beda dong dengan spontanitas rakyat yang hadir di Maumere, " katanya.

Noel berharap agar Fadli stop mengkritik tanpa dasar Presiden Jokowi.

Apalagi partai Gerindra sudah masuk kabinet dan menjadi partai pendukung.

Dirinya juga meminta Fadli untuk melakukan kritik yang elegan dan cerdas yang bersifat konstruktif plus membangun.

"Kehadiran rakyat benar benar spontan. Tidak ada mobilisasi. Mereka hadir karena mencintai presiden," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved