Fakta Baru Terorisme Dibongkar BNPT, ada Fatwa yang Jadi Pemicu Lone Wolf Simpatisan
BNPT membongkar fakta baru terkait aksi terorisme yang belakangan ini menyerang Indonesia. BNPT juga menyinggung soal ISIS hingga jaringan Islam
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Aqwamit Torik
Apalagi petugas hanya bisa memantau anggota atau simpatisan yang berjejaring secara terorganisir.
Lantas bagaimana dengan mereka yang terkategori sebagai simpatisan lepas yang tak tercatat, namun berpotensi melakukan aksi serangan (lone wolf).
Kemudian diperparah dengan kondisi melemahnya ISIS di Timur Tengah.
Lalu dipicu oleh tokohnya yang belakangan mulai membuat perintah atau instruksi khusus, berupa fatwa yang menyebut bahwa seluruh simpatisan bisa melakukan amaliyah di tempat masing-masing menggunakan senjata yang ada.
"Ini yang tingkat kesulitannya tinggi, saat kami mendeteksi lone wolf," terangnya.
Melalui Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2021. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstrimisme (RAN PE).
BNPT-RI telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian terkait dalam upaya menggantang eksistensi kelompok teror yang kerap beraksi sembunyi-sembunyi, memanfaatkan perangkat komunikasi berbasis siber melalui media sosial (medsos).
Mulai dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Tindak Pidana Cyber Crime Bareskrim Polri, Densus 88, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Tujuannya, memotong jalur media propaganda dunia medsos. Memotong mata rantai media kaderisasi kelompok tersebut.
"Melalui dunia pendidikan, melalui seminar, lalu bentuk gugus tugas dari seluruh pemuka agama," ungkapnya.
Kelompok teroris cenderung menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat. Isu suku, agama, dan ras (Sara), menjadi konten pemungkas yang dimanfaatkan untuk melancarkan aksinya.
Itulah mengapa, aksi teror tersebut selalu menyasar lokasi tempat ibadah; gereja. Nurwakhid menerangkan ada tiga sebab.
1) Menganggap Orang Non-Muslim Adalah Kafir
Termasuk menganggap, saat ini dalam konteks sedang berperang, melawan kafir. Sehingga mereka laik menargetkan orang bukan Islam untuk diserang.
2) Menganggap Saat Ini Adalah Peperangan Seperti Masa Lalu
