Berita Pamekasan
Bendahara Umum IKA PMII Jatim Ibaratkan PMII sebagai Batang Pohon Raksasa, Ungkap Makna Terdalamnya
Bendahara Umum IKA PMII Jatim mengibaratkan PMII sebagai sebatang pohon raksasa. Sedangkan akar dari pohon tersebut adalah Islam Aswaja An-nahdliyyah.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pengurus Anak Cabang Ikatan Alumni PMII Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura menyelenggarakan Peringatan Hari Lahir (Harlah) PMII.
Dalam acara tersebut, Bendahara Umum IKA PMII Jatim, Firman Syah Ali datang memberikan tausiyah pergerakan.
Dalam tausiyahnya, Firman Syah Ali menyampaikan bahwa PMII itu ibarat sebatang pohon raksasa.
Baca juga: Jejak Tikus Ditemukan di Tempat Penjualan Oleh-Oleh di Tulungagung saat Razia Makanan Jelang Lebaran
Baca juga: Dibungkus Tas Plastik, Bayi Perempuan Hanyut di Aliran Sungai Kota Malang, Kondisinya Mengenaskan
Baca juga: Masih Belia, Wanita ini Datang ke Luar Kota untuk Jajakan Diri Jadi PSK, Beroperasi saat Ramadan
Menutut Firman Syah Ali, akar dari pohon tersebut adalah Islam Aswaja An-nahdliyyah.
"Jadi sehebat dan secemerlang apapun anggota PMII dan alumni PMII, jangan sampai tercerabut dari akar tersebut," kata Cak Firman dihadapan puluhan Pengurus Anak Cabang Ikatan Alumni PMII Ganding, Selasa (20/4/2021).
Menurut dia, PMII lahir dari rahim NU, maka langgam Aswajanya juga ikut NU.
Apakah ada langgam Aswaja selain Annahdliyyah? Kata Cak Firman di Indonesia saat ini ada Aswaja roso wahabi yang disingkat Asrobi.
Asrobi ini memiliki Fikrah dan Harokah yang bertentangan dengan Aswaja An-nahdliyyah.
Aswaja Annahdliyah berlanggam moderat, toleran dan berjalan di atas garis equilibrium.
Di atas akar Aswaja Annahdliyyah tersebut tumbuhlah pohon PMII yang bercabang-cabang, beranak-cabang dan memiliki banyak ranting.
"Tentu saja pohon PMII ini rimbun daunnya dan lebat buahnya untuk umat, bangsa dan negara," jelasnya.
Baca juga: Aksi Pembunuhan Tokoh Masyarakat Madura Berawal Bunyi Klakson, Korban Sempat Tantang Pelaku Berduel
Baca juga: Tiga Titik Penyekatan di Bojonegoro Mulai Perbatasan Cepu hingga Gondang, Cegah Mudik Lebaran 2021
Selain ibarat pohon, menurut Cak Firman, IKA PMII juga ibarat rumah bersama yang besar dan dihuni oleh sebuah keluarga besar dengan beragam profesi dan orientasi politik.
Saran dia, yang namanya keluarga dalam satu rumah tentu tidak boleh cuek satu sama lain, dalam artian alumni yang sudah sukses jangan sampai cuek terhadap alumni yang belum sukses.
Alumni yang sudah berposisi strategis jangan cuek terhadap alumni yang belum berposisi strategis.
Inilah yang disebut esprit de corps atau jiwa korsa.
"Alumni PMII yang sudah sukses dan berposisi strategis namun lupa atau cuek terhadap sesama alumni yang belum sukses dan belum berposisi strategis sebaiknya ikut Mapaba lagi," kata dia.
"Saya siap jadi Ketua Panitia Mapabanya!" tegas Pengurus Harian PW LP Ma'arif NU Jatim ini diikuti tepuk tangan membahana seluruh peserta kegiatan Peringatan Harlah PMII tersebut.
Di akhir tausiyahnya, Cak Firman meminta agar PAC Ganding segera membentuk kepengurusan Ranting di setiap desa.
"IKA PMII berbeda dengan PMII, kalau PMII berbasis kampus, maka IKA PMII berbasis kampung. Segera bentuk kepengurusan hingga ke pelosok kampung," perintahnya.
Pendapat Cak Firman, PMII ini Ormas yang sejajar dengan NU dan Muhammadiyah, serta bukan lagi Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (OMEK) ataupun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP).
'Saya yakin banyak alumni PMII Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Jember dan lain-lain yang sekarang sudah pulang kampung ke pedesaan di seluruh wilayah Kecamatan Ganding, carilah mereka dan ajak melanjutkan perjuangan melalui wadah IKA PMII," sarannya.