Kapal Selam KRI Nanggala 402 Tenggelam
Terpukul, Istri Operator Radar KRI Nanggala 402 Tak Mau Makan 2 Hari, Sang Paman: Kurang Tidur Juga
Kelasi Kepala Distrian Andy Prastya gugur bersama 53 orang kru Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan sisi utara Pulau Bali.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Pipin Tri Anjani
"Tinggal di sini lebih dari 3 tahun sudah. Rumahnya ada di sana (Tropodo). Kalau sini rumahnya neneknya. Rumah aslinya (Andy) di Trenggalek," ujarnya.
Baca juga: Sosok Serda Edi Wibowo Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402, Bercita-cita Berangkatkan Umrah Keluarga
Di singgung mengenai rencana tabur bunga yang bakal digelar Rabu (28/4/2021) besok. Irfa' mengaku bahwa informasi tersebut belum sepenuhnya benar.
Kendati kalau memang rencana tersebut benar. Ia mengaku tak yakin jikalau keponakannya itu bisa ikut menghadiri agenda tersebut, mengingat kondisinya yang masih terpukul.
"Belum A1 itu, info tabur bunga. Kayaknya juga enggak pasti akan ikut. Takutnya enggak kuat malah kenapa-kenapa di sana," pungkasnya.
Andy memulai debut karir kemiliterannya di satuan TNI AL tahun 2010. Pernah berdinas di Merauke dari tahun 2010 hingga 2016 di bagian Komunikasi Sandi.
Selepas itu, Andy berpindah dinas di Kota Surabaya. Hingga akhirnya, ia ditugaskan di armada kapal selam buatan industri Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat, KRI Nanggala 402.
Baca juga: Korban KRI Nanggala 402, Ibunda Akui Kopda Eka Kharisma Dwi Datang Lewat Mimpi: Pulang Basah Kuyup
Sekadar diketahui, empat hari pascadikabarkan hilang dan dalam target operasi pencarian, Kapal Selam KRI Nanggala 402 yang hilang di perairan laut sis utara Pulau Bali, pada Sabtu (24/4/2021), statusnya telah dinaikkan yang sebelumnya disebut submiss (hilang kontak), kini menjadi subsunk (tenggelam).
Penetapan status kapal selam KRI Nanggala 402 menjadi tenggelam dilakukan setelah TNI menemukan sejumlah bukti autentik.
Berdasarkan bukti autentik yang ditemukan itu, memberi isyarat posisi KRI Nanggala 402 dalam posisi tenggelam. Antara lain pelusur tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, dan botol oranye yang biasa digunakan sebagai pelumas periskop kapal selam.
Ada juga bukti lain, yakni sajadah untuk salat dan spon untuk menahan panas pada presroom. Dua perlengkapan itu biasa digunakan oleh ABK Nanggala.