Breaking News

Virus Corona di Bangkalan

Optimalkan PPKM Mikro, Ibu-ibu Perumahan di Bangkalan Masak Bergiliran untuk Warga Isolasi Mandiri

Bahkan ibu-ibu RT/RW rela bergantian memasak untuk kebutuhan makanan warga perumahan yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/AHMAD FAISOL
Aparat gabungan Polsek dan Koramil Burneh bersama warga melakukan penyekatan di pintu utama masuk Perumahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan sebagai upaya mengoptimalkan PPKM Mikro, Kamis (24/6/2021) 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Tekad masyarakat untuk segera mengakhiri lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan tergambar di Perumnas Tunjung, Kecamatan Burneh.

Ketika beberapa penghuni rumah terpapar Covid-19, pintu utama menunju perumahan itu dijaga ketat.

Bahkan ibu-ibu RT/RW rela bergantian memasak untuk kebutuhan makanan warga perumahan yang melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Seperti diketahui, Kecamatan Burneh dan Kecamatan Socah terbaca sebagai zona merah Covid-19 pada update Peta Sebaran Kabupaten Bangkalan, sejak dua hari terakhir 

Hingga Kamis (24/6/2021), kedua wilayah itu tergabung bersama Kecamatan Kota, Klampis, dan Sepulu sebagai kecamatan zona merah.

Baca juga: 54 RT di Surabaya Masuk Zona Merah Covid-19, Pemkot Genjot Vaksinasi Massal Cegah Penyebaran Corona

Sedangkan Kecamatan Arosbaya yang disebut sebagai episentrum lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, telah berubah menjadi zona orange bersama 13 kecamatan lainnya dalam dua hari terakhir.

Kapolsek Burneh, Iptu Eko Siswanto mengungkapkan, penyekatan di pintu utama masuk Perumahan Tunjung dilakukan sebagai upaya pereventif sekaligus mengoptimalkan PPKM Mikro untuk mengurangi mobilitas masyarakat penghuni perumahan.

“Ada satu warga di perumahan meninggal dunia dan beberapa warga lainnya yang terpapar melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ungkap Eko kepada Surya

Ia menjelaskan, warga juga telah berkomitmen melakukan pengawasan secara ketat terhadap rumah-rumah warga yang menjalani isolasi mandiri. Kebutuhan dasar seperti makan sehari tiga kali telah diantar warga yang ditugasi bagian logistik.

“Biar disiplin, mereka tidak perlu lagi mencari makan di luar. Kami mendirikan dapur, ibu-ibu RT/RW dengan sukarela bergantian memasak, royong-royong memasak dari warga untuk warga,”jelas mantan KBO Satreskoba Polres Bangkalan itu.

Baca juga: Warganya Positif Covid-19 Tak Dapat Pelayan hingga Disuruh Pulang, Bupati Tuban Langsung Datangi RS

Eko menegaskan, siapapun yang hendak keluar atau masuk perumahan, wajib mengantongi Surat Izin Keluar-Masuk (SIKM). “Kami berlakukan one gate system, blokir total sementara semua ‘jalan tikus’ Perumahan Tunjung. Dengan harapan tidak menulari dan tidak tertulari,” pungkasnya.

Camat Burneh, Ainur Ridlo mengungkapkan, selain memberlakukan penyekatan pihaknya juga menerapkan tracing atau penelusuran kontak erat, dan meningkatkan penerapkan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker menjadi prioritas utama.

“Penyekatan di Perum Tunjung akan dibuka ketika perkembangan kondisi Covid-19 di sini menurun. Setelah itu barulah kami akan bergeser ke Desa Burneh dan Desa Langkap karena di situ masih ada yang terkonfirmasi,” ungkapnya.

Hingga saat ini, Ainur Ridlo mengaku belum mengetahui indikator apa yang digunakan sehingga Kecamatan Burneh berubahdari zona orange ke zona merah. Jika mengacu terhadap indikator dari Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagra), lanjutnya, zona merah muncul ketika dalam satu RT ada 10 lebih rumah terkonfirmasi.

“Saya masih akan pelajari, meminta penjelasan dan berkoordinasi dengan surveillance kecamatan,” pungkasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved