Berita Mojokerto
Nestapa Kelompok Barongsai, Rela Turun ke Jalan untuk Ngamen Akibat Sepi Job di Tengah Pandemi
Kelima orang dari kelompok barongsai itu manggung di depan toko, rumah makan dan rumah warga di sepanjang jalan protokol.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Aqwamit Torik
Andre menyebut ia sudah hari berkeliling.
Pria yang menabuh simbal gong ini, mengatakan dia dan rekannya yang membawa tambur ceng, gerobak, dan barongsai kepala bebek sudah sejak Senin, 27 September 2021 kemarin berada di sepanjang jalan di Kota Mojokerto untuk mengamen sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
"Di Mojokerto ini kita sudah berkeliling dua hari dan terakhir besok, di Jalan Majapahit, Jalan Bhayangkara," jelasnya.
Dia mengaku penghasilan turun ke jalan tidak sebesar menghadiri undangan ke acara yang dibayar sekitar Rp.500 ribu per jam.
Namun dampak Pandemi dan PPKM yang tak kunjung berakhir ini berakibat tidak ada kegiatan sehingga membuatnya sepi job.
"Kalau dibandingkan di jalanan ya lebih kecil dan hasilnya juga tidak menentu," pungkasnya.
Seorang warga setempat, Liesawati (49) mengatakan cukup terhibur dengan adanya kelompok barongsai ini. Wanita pemilik kafe di Jl Bhayangkara ini memberikan angpao.
Dia merasa prihatin terkait nasib pekerja kesenian termasuk kelompok barongsai yang mengamen di jalanan.
"Ya kasihan saya prihatin semoga Pandemi segera berakhir agar ada kegiatan sehingga pekerja kesenian barongsai tidak sampai turun ke jalan mencari nafkah," tandasnya. (don/ Mohammad Romadoni).