Berita Sumenep
Nahkoda Kapal Tongkang di Sumenep, Juga Keluhkan Kemacetan di Pelabuhan Talango-Kalianget yang Macet
Akibatnya, pengguna jalan yang ingin menyebrang di pelabuhan itu harus sabar menunggu saat terjadi antre ratusan meter
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Parkir sembarangan di wilayah penyebrangan pelabuhan talango - kalianget Sumenep, Madura dinilai menjadi dari faktor kemacetan panjang.
Akibatnya, pengguna jalan yang ingin menyebrang di pelabuhan itu harus sabar menunggu saat terjadi antre ratusan meter, terutama pada momen tertentu.
Nahkoda Tongkang KM. Serbaguna, Mustajab mengakui salah satu yang menjadi faktor antrean panjang itu penataan parkir yang tidak beraturan.
Pengunjung pasar tradisional kecamatan talango yang membawa sepeda motor diparkir sembarang tempat, baik sisi jalan selatan atau utara. Sehingga roda empat, baik monil pribadi atau angkutan umum lainnya harus berhati-hati melintas.
Sementara di jalan sisi utara dipenuhi bentor, yang dinilai kadang tidak beraturan saat menaikkan penumpang dari kapal tongkang. Bahkan, diduga tidak memperhatikan pengendara lainnya.
Baca juga: Beroperasinya 3 Kapal Tongkang di Pelabuhan Talango-Sumenep, Dapat Atasi Antrean, Ini Kata Pengusaha
"Sebetulnya bukan hanya dari kepal atau armada yang tiga (KM. Karjon, KM. Serbaguna dan KM. Safaraz) soal terjadinya kemacetan di pelabuhan ini, parkirnya tidak memadai di sisi talango," kata Mustajab saat ditemui TribunMadura.com dibatas kapal, Jumat (14/1/2022).
Selain itu katanya, bagi Mobil Box yang menurunkan barang di depan toko itu juga parkir dan berhenti senaknya di tengah jalan yang mengakibatkan kemacetan.
"Berhenti di tengah Jalan itu tidak memperhatikan pengendara lainnya, dan roda dua padat. Makanya banyak mobil antre. Mobil itu kan sebelah kiri dan sebelah kanannya becak. Jadi itu tidak memadai," pungkasnya.
Mustajab mengatakan, seandainya dua pelabuhan itu ada petugas dari pemerintah setempat untuk mengatur, maka dipastikan tidak akan terjadi antrean panjang yang mengular.
"Ciba ada yang mengatur dan bisa mengatasi, ini cuman masalahnya. Inintidak ada sama sekali," katanya.
Sedangkan para pemilik bentor katanya, saat menunggu penumpang para peziarah wisata religi yang turun dari tongkang juga tidak sesuai aturan.
"Itu tidak beraturan, bahkan majunya masuknya itu jadi kemacetan di Talango. Jadi tolong lah pada oemerintah biar sama-sama lancar supaya diatur," kata Mustajab yang mengaku sudah 32 tahun bekerja