Berita Sumenep
Soal Keluhan Rumpon Nelayan Dijadwalkan Kamis Besok, Komisi 1 DPRD Sumenep Undang Semua Pihak
Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath membenarkan persoalan itu dan akan hadir dari pihak Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), SKK Migas
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Aqwamit Torik
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Komisi I DPRD Sumenep akhirnya mengundang semua pihak setelah nelayan pulau Giliraja dan Desa Lobuk keluhkan soal hilangnya rumpon (tempat ikan) sejak enam tahun lalu, pada 2016.
Warga menuntut dalam aksi unjuk rasa pada hari Senin (7/2/2022) yang memberi deadline 4 kali 24 jam, yakni hari Kamis (10/2/2022).
Ketua Komisi I DPRD Sumenep Darul Hasyim Fath membenarkan persoalan itu dan akan hadir dari pihak Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), SKK Migas.
"Tuntutan dari nelayan jelas, yakni memberikan deadline 4 kali 24 jam. Tentu kami sebagai dewan harus memberikan fasilitas," kata Darul Hasyim Fath pada TribunMadura.com, Rabu (9/2/2022).
Menurut politisi PDI Perjuangan ini, undangan sudah disebar ke sejumlah pihak yang berkaitan. Sebab, targetnya adalah pejabat yang berwenang hadir sendiri dan bukan humas yang tidak terlalu tahu teknis.
"Kami juga akan memanggil seluruh pihak yang berkaitan," katanya.
Dalam pertemuan itu lebih mengarah ke validitas data yang disampaikan nelayan.
Misalnya, jumlah kerusakan rumpon, kegiatan industri yang dinilai berdampak, dan ganti rugi yang semestinya menjadi hak warga.
"Seputar itu yang kami bahas nanti. Kalau sekarang kami tidak bisa mengambil keputusan dan harus kita klarifikasi bersama," katanya.
Legislator pulau Masalembu ini menambahkan, dalam pertemuan nanti akan mempertanyakaan mengapa masalah rumpon itu berlarut. Padahal, persoalan tersebut berjalan 6 tahun lalu.
Jika benar ada persoalan seperti yang disampaikan nelayan, berarti tidak ada sikap disiplin dari perusahaan yang telah melakukan kegiatan industri.
"Karena itu, dalam pertemuan besok harus ada jalan keluar dan ada titik terang benderang," tegasnya.
Terpisah, dalam keterangan tertulisnya, Hamim Tohari selaku manager regional office & relations HCML mengatakan bahwa untuk lapangan MAC di perairan Gili Raja itu didesain dengan kapasitas produksi 60 MMSCFD dan untuk mengakomodasi tingkat dataran tinggi 54 MMSCFD selama sedikitnya lima tahun.
Ada tiga sumur dengan kedalaman air sekitar 230 kaki dan fasilitas WHP berupa platform kepala sumur tiga kaki tak berawak dengan lima slot sumur (dua untuk cadangan).