Ibadah Haji Virtual di Metaverse, MUI Sebut Tidak Sah, Ada Ibadah yang Harus Disertai Fisik

Menurutnya, ada beberapa ritual dalam haji yang membutuhkan kehadiran fisik dan terkait dengan tempat tertentu, seperti thawaf

Editor: Samsul Arifin
ThinkStock
Ka'bah di Mekkah 

TRIBUNMADURA.COM, JAKARTA - Tuai kritikan ibadah haji di Metaverse disebut MUI tidak memenuhi syarat.

Kehebohan ini bermula dari adanya “Virtual Black Stone Initiative” di Metaverse. Ide ini ditujukan untuk memperkenalkan Ka'bah pada dunia.

Pada Desember tahun lalu, Arab Saudi telah menghadirkan hajar aswad, sebuah batu hitam yang terletak di tenggara Kakbah, di dalam metaverse.

Secara sederhana, metaverse adalah sebuah ruang virtual yang memanfaatkan teknologi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR) yang memungkinkan semua orang untuk berkumpul dan berinteraksi.

Dilansir dari Tribunnews.com, Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, pelaksanaan ibadah haji dengan mengunjungi Ka'bah secara virtual di Metaverse tidak memenuhi syarat.

Sebab, aktivitas ibadah haji merupakan ibadah mahdlah yang tata cara pelaksanaannya sudah ditentukan.

Baca juga: Pemkot Surabaya Langsung Benahi Hotel Asrama Haji, Setelah Viral di Twitter Dikeluhkan Pasien Isoman

"Haji itu merupakan ibadah mahdlah, besifat dogmatik, yang tata cara pelaksanaannya atas dasar apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW," kata Niam, Rabu(9/2/2022).

Menurutnya, ada beberapa ritual dalam haji yang membutuhkan kehadiran fisik dan terkait dengan tempat tertentu, seperti thawaf.

Ia menjelaskan, tata cara thawaf adalah mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali putaran dimulai dari sudut hajar aswad (secara fisik) dengan posisi Kabah berada di sebelah kiri jemaah.

"Manasik haji dan umrah tidak bisa dilaksanakan dalam hati, dalam angan-angan, atau secara virtual, atau dilaksanakan dengan cara mengelilingi gambar Ka'bah atau replika Ka'bah," jelas dia.

Niam menuturkan, platform hajar aswad di Metaverse untuk kunjungan Ka'bah secara virtual. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk mengenali lokasi yang dijadikan tempat pelaksanaan ibadah haji.

Menurutnya, kunjungan virtual hajar aswad di Metaverse juga bisa dilakukan untuk persiapan pelaksanaan ibadah atau biasa disebut sebagai latihan manasik haji atau umrah.

"Kunjungan ke Ka'bah secara virtual bisa dioptimalkan untuk explore dan mengenali lebih dekat, dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah," ujarnya.

Bagi Niam, ini merupakan bagian dari inovasi teknologi yang perlu disikapi secara proporsional.

"Teknologi yang mendorong pemudahan, tapi pada saat yang sama harus paham, tidak semua aktivitas ibadah bisa digantikan dengan teknologi," tutupnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved