Berita Surabaya

Wali Kota Surabaya Tiba-Tiba Menangis saat Hadiri Pengajian Pembukaan Pasar Turi Baru, Ada Apa?

Tangis Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat acara ngaji bersama pembukaan Pasar Turi Baru.

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/BOBBY KOLOWAY
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menitihkan air mata saat menghadiri acara tasyakuran di Pasar Turi Baru, Senin (21/3/2022). 

RIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meneteskan air mata dalam kegiatan pembukaan Pasar Turi Baru, Senin (21/3/2022). 

Pembukaan Pasar Turi Baru digelar dengan acara ngaji bersama para tokoh ulama kiai, pedagang, PT Gala Bumi Perkasa sebagai investor pengelola pasar, hingga sejumlah pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya.

Eri Cahyadi menyampaikan, sejak dirinya menjabat Wali Kota Surabaya, permasalahan di Pasar Turi menjadi salah satu fokusnya yang akan diselesaikan.

Setelah melakukan sejumlah persiapan hingga pembahasan bersama pedagang, pengelola, hingga stakeholder terkait, akhirnya pihaknya menentukan tanggal pembukaan Pasar Turi Baru.

"Awalnya, pembukaan akan dilakukan tanggal 22 Maret, kebetulan harinya Selasa," kata Cak Eri di hadapan peserta pertemuan.

"Namun, kami akhirnya ingin dipercepat sehari, menjadi Senin," sambung dia.

"Sebab, berdasarkan penjelasan ulama, hari Senin itu hari baik, apalagi kalau dengan diawali lewat doa. Sesuatu yang diawali dengan kebaikan, InsyaAllah berjalan baik," lanjutnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini hapal benar bagaimana lika-liku pedagang di Pasar Turi Baru.

Berawal dari korban kebakaran di tahun 2008 lantas mereka berjualan di Tempat Penampungan Sementara (TPS) sejak 2009 dengan kondisi seadanya.

Sebenarnya, pembangunan gedung baru sudah selesai beberapa tahun lalu.

Namun, karena tak ada titik temu antara pedagang dan pengelola, akhirnya pedagang nekad bertahan di TPS hingga saat ini.

Untuk itulah, Cak Eri menyebut tujuan pemerintah hadir. "Ini waktunya kita mengedepankan gotongroyong dan saling menghormati. Sudah cukup masalah selama ini," kata Cak Eri.

Tak lama, ia sejenak menghentikan sambutannya. Menarik nafas panjang, ia mengusap matanya.

"Saya gak lilo (saya tidak rela), kalau melihat orang Surabaya sik susah (masih susah). Saya nggak rela," ucapnya dengan mata memerah menahan air matanya.

Suasana menjadi haru. Hening seketika. Peserta jemaah lantas meneriakkan sholawat.

"Allahumma sholli alaih," teriak seorang peserta yang lantas disambut jemaah lain dengan sholawat, "Allahumma sholli wasallim ‘alaih."

Selain pengajian, acara juga diisi dengan penyerahan potongan tumpeng dari Cak Eri kepada perwakilan pedagang sebagai simbol penyerahan stan. Selain itu, juga ada pemotongan tumpeng.

Ditemui seusai acara, Cak Eri menjelaskan bahwa acara tersebut sekaligus menjadi pertanda tenggat waktu berdirinya Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Selanjutnya, para pedagang diminta untuk masuk ke dalam bangunan baru Pasar Turi Baru.

"Pemerintah kota akan membantu mengangkat barang dagangannya. Setelah itu, TPS dibongkar," kata Cak Eri.

Sekalipun telah dibuka, pihaknya mengakui ada sejumlah masalah yang tersisa di antara pedagang dengan PT Gala Bumi. Misalnya, terkait pembiayaan.

Ia menjelaskan, Pemkot telah meminta pengelola untuk memberikan keringanan. "

Ketika membangun sesuatu harus gotong royong. Gendong indid. Sing sugih bantu sing lemah," katanya.

Prinsipnya, semua pedagang yang terdata oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (DKUKMP) Surabaya, akan masuk ke dalam pasar.

"Inilah waktunya kita bangkit," katanya.

"Waktunya gotong royong dan kerjasama. Untuk itu, saya juga meminta doa para ulama, Kiai, guru-guru kita, semoga Pasar Turi bisa kembali berjaya," tambah dia (bob)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved