Berita Surabaya

Petugas Gabungan Pemkot Surabaya Data Penghuni Kos di eks Lokalisasi Dolly, Cegah Praktek Prostitusi

Satpol PP Kecamatan bersama Sie Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Sememi juga melaksanakan operasi pendataan kepada warga di sana

Penulis: Bobby Koloway | Editor: Samsul Arifin
Istimewa/TribunMadura.com
Petugas gabungan saat melakukan penjagaan di kawasan Eks-Lokalisasi di sejumlah kawasan di Surabaya. Penghuni kos didata oleh petugas 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pemkot Surabaya mendata ulang warga pendatang yang tinggal indekos di eks Lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Klakah Rejo - Sememi, Kecamatan Benowo Surabaya. Ini sebagai bentuk pencegahan prostitusi terselubung di kawasan tersebut.

Camat Benowo Denny Christupel Tupamahu berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah praktik prostitusi di eks lokalisasi Moroseneng. Jajaran Polsek, Koramil, Ketua RT/RW setempat, hingga organisasi keagamaan dan masyarakat ikut serta.

Kolaborasi petugas Satpol Kecamatan Benowo bersama Polsek dan Koramil melaksanakan PAM bersama di depan Taman Anggrek, Jalan Sememi Jaya II Surabaya. PAM bersama ini dimulai pada pukul 21.00 hingga 04.00 WIB.

"Kami mengawasi berbagai praktek yang terindikasi sebagai praktik prostitusi dan penyakit masyarakat lainnya" kata Denny di Surabaya, Senin (11/7/2022).

Satpol PP Kecamatan bersama Sie Pemerintahan Kecamatan dan Kelurahan Sememi juga melaksanakan operasi pendataan kepada warga di sana. Khususnya, warga luar kota yang indekos di wilayah RW I atau sekitar eks Lokalisasi Moroseneng.

"Kami data nama, asal, dan tujuan pendatang ada di Surabaya," katanya.

Tak hanya petugas kecamatan, Satpol PP Kota Surabaya juga memperkuat PAM bersama tiga pilar (Kecamatan, Polres dan Koramil). "Mulai tanggal 29 Juni 2022, kita sudah mulai adakan operasi pengamanan bersama unsur tiga pilar Kecamatan Benowo," katanya.

Mereka berjaga di lokasi pada malam hari. "Kami mendirikan Pos Pam di depan Taman Anggrek mulai pukul 21.00 - 04.00 WIB setiap hari," imbuhnya.

Dari hasil rapat koordinasi pada 29 Juni 2022, Denny mengungkapkan bahwa warga RW I Kelurahan Sememi dengan tegas menolak adanya praktik prostitusi terselubung. Khususnya di kawasan eks lokalisasi Moroseneng.

"Warga berharap kepada Pemkot Surabaya melakukan operasi gabungan dan menindak kegiatan prostitusi terselubung di eks lokalisasi Moroseneng," katanya.

Tak hanya di kawasan Moroseneng, pemeriksaan juga dilakukan di Eks lokalisasi Dolly di Jalan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Pengawasan untuk mencegah adanya praktik-praktik prostitusi terselubung dilakukan.

Baca juga: Lagi Asyik Kencan dengan Wanita Penghibur di Eks Lokalisasi, Kakek Ini Muntah Lalu Meninggal Dunia

Kumpulan Berita Lainnya seputar Surabaya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Camat Sawahan, Kota Surabaya, M Yunus juga menerjunkan tim. Mereka rutin melakukan patroli tiga pilar di lapangan.

Patroli pengawasan ini diikuti jajaran Satpol PP, Kepolisian dan TNI setempat. Itu untuk memastikan tidak adanya praktik-praktik terlarang seperti prostitusi.

"Selama ini penanganan kami ini kan patroli, teman-teman Satpol PP satu jam - setengah jam di situ, kemudian geser. Ketika anggota atau pun saya di lapangan buyar (selesai), tidak ada kegiatan (prostitusi) itu," tegas Yunus dikonfirmasi terpisah.

Sekalipun, ia mengakui masih adanya potensi praktek prostitusi di kawasannya. Ia menyebut ada oknum yang ingin memanfaatkan waktu lengahnya petugas.

Oknum itu diduga menawarkan praktik prostitusi. Oleh karenanya, Camat Surabaya berkepala plontos lantas mengambil tindakan pengamanan dua titik.

Malam hingga subuh, petugas dibagi untuk PAM di Jalan Putat Jaya Lebar B serta pertigaan Jalan Kupang Timur. "Sekarang kekuatan Satpol PP kami bisa 24 jam, itu terbagi tiga shift," jelas Yunus.

Tak hanya kali ini saja, praktik prostitusi terselubung telah muncul beberapa tahun sejak lokalisasi ini ditutup 2014 lalu. Tepatnya, di sekitar tahun 2016-2017.

Aksi terselubung tersebut bahkan terendus aparat setempat. Sejumlah oknum itu tertangkap dan dijatuhi hukuman pidana.

"Sudah pernah ada 10 orang di situ di lokasi yang sama. Kurang lebih 10 orang yang pernah ditangkap sampai ke vonis hukuman. Tahun 2016, 2017," ungkap dia.

Pun dengan praktik prostitusi yang saat ini disebut kembali hidup di Dolly juga dilakukan terselubung. "Saya pastikan bahwa Dolly dibuka kembali tidak ada. Itu hanya sebatas rumor," katanya.

"Kami cek di lapangan ada yang mau coba-coba dengan praktik-praktik terselubung. Artinya, orang lewat diawe-awe (dipanggil) kemudian ditunjukan gambar (perempuan)," kata Yunus.

Eks lokalisasi Dolly sudah ditutup permanen. Secara resmi, kawasan yang dulu identik dengan pusat 'kongkow' pria hidung belang ditutup Pemkot Surabaya pada Rabu, 18 Juni 2014.

Kini, dolly telah menjelma menjadi kawasan perdagangan serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Stigma buruk lokalisasi yang dulu pernah tersemat di kawasan tersebut, telah berubah seiring dilakukan penutupan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada 2014 silam.

Meski resmi telah ditutup sewindu silam, Pemkot Surabaya tak melepas begitu saja. Selain pengawasan terhadap potensi tumbuhnya prostitusi, pembinaan umkm juga diberikan kepada warga setempat.

Harapannya, ekonomi masyarakat terus bisa tumbuh. Sehingga, tidak lagi tertarik untuk kembali masuk ke dunia prostitusi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved