Berita Madura

Serangan Burung Pipit Bikin Petani di Sampang Kewalahan, Petani Menjaga Sawah Sampai Kelimpungan

Namun, menjelang musim panen tersebut kini para petani tengah berjibaku mengusir hama berupa serangan burung pipit.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Petani di Desa Pesarenan, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura saat mengusir serangan burung pipit. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama


TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Dalam waktu dekat ini, para petani di Kabupaten Sampang, Madura akan menghadapi musim panen padi, Jumat (13/1/2023).


Namun, menjelang musim panen tersebut kini para petani tengah berjibaku mengusir hama berupa serangan burung pipit.


Seperti yang dilakukan oleh salah satu petani asal Desa Pesarenan, Kecamatan Kedungdung, Sampang Fais, di mana dirinya harus berjaga setiap saat di sawahnya, terlebih saat pagi dan sore hari.


Hal itu dijalani atas rasa kekhawatiran mengingat serangan burung pipit dapat mengurangi hasil panen secara drastis, apalagi burung memakan padi setiap hari.

Baca juga: Kucuran Dana DBHCHT 2023 untuk 8 OPD di Sampang Meningkat Dibanding Tahun Sebelumnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com


"Saat menjaga sawah, saya siapkan tongkat kayu dengan dilengkapi plastik pada ujungnya sebagai alat pengusir, sehingga saat gerombolan burung itu datang, saya berlari untuk mengusirnya," ujarnya.


Ia menambahkan, memang upaya tersebut dirasa sangat menguras tenaga, namun sangat efektif dari gangguan burung pipit.


Sebab, upaya pencegahan lainnya seperti pemasangan orang-orangan sawah dan alat menimbulkan bunyi saat ditiup angin tidak berfungsi baik.


"Gerombolan burung yang datang tidak sedikit, jadi sekarang penjagaan sawah harus ekstra dilakukan," tandasnya.


Hal senada disampaikan oleh petani lainnya di desa setempat yakni Malik, bahkan dirinya ngaku kelimpungan dalam mengatasi serangan burung pipit.


"Mereka sulit diusir kalau hanya menggunakan alat tradisional, terkadang saking emosinya saya lempar dengan tanah berbatu untuk mengusirnya," katanya.


"Hasilnya gerombolan itu menjauh tapi tidak lama kemudian balik lagi untuk memakan padi," tambahnya.


Sementara, saat dikonfirmasi melalui Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Dan Hoktikultura Disperta dan KP Sampang, Nuruddin masih belum memberikan respons saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya.


Sehingga upaya konfirmasi akan terus dilakukan tentang penanganan yang harus dilakukan petani ditengah serangan burung pipit.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved