Berita Madura

115 Warga Pamekasan Terjangkit DBD, Dinkes Gencar Kampanyekan Hidup Bersih dan Imbau Warga

Kepala Dinkes Pamekasan, dr. Saifuddin menyampaikan, pihaknya mengedukasi masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan bersih. 

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Petugas Dinkes Pamekasan saat melakukan fogging upaya cegah demam berdarah 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian 

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Madura, tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk selalu hidup bersih dan sehat seiring tingginya jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut.

Kepala Dinkes Pamekasan, dr. Saifuddin menyampaikan, pihaknya mengedukasi masyarakat agar senantiasa menjaga lingkungan bersih. 

Sebab virus yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut sangat berbahaya untuk kesehatan.

"Kampanye kita gencarkan agar masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan, tidak memberikan kesempatan nyamuk hidup, tumbuh, dan berkembang biak. Sehingga 3M ini harus digalakkan, menguras, menutup dan mengubur," kata dr Saifuddin, Jum'at (17/2/2023).

Baca juga: Masyarakat Diimbau Waspada Imbas Kasus DBD di Sumenep Meningkat, Dinkes P2KB Berikan Arahan

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

Pria asal Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Pamekasan ini menambahkan, pihaknya melakukan foggingisasi di sejumlah kantor pemerintahan di lingkungan pemerintah kabupaten dalam dua hari terakhir, serta beberapa tempat lain yang menjadi lokasi kejadian terjangkitnya DBD.

"Kemudian, jaga kesehatan, jaga stamina, supaya yang terkena virus tidak terlalu parah, ini bagian juga dari pemberantasan nyamuk sebagai sektor virus demam berdarah, melakukan fogging juga kemarin dan hari ini di OPD-OPD (organisasi perangkat daerah)," pesannya.

Menurutnya, pemberantasan jentik-jentik nyamuk yang ada di lingkungan sekitar merupakan hal yang sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD. 

Jika ada masyarakat yang memiliki gejala DBD untuk segera dibawa ke fasilitas kesehatan yang ada, seperti demam tinggi, sakit kepala berat, nyeri otot, mual, nyeri ulu hati, dan lain sebagainya.

"Untuk yang sudah sakit, tidak ada batuk, tidak ada pileg, itu kita curigai, biasanya demam berdarah. Makanya segera hubungi fasilitas kesehatan. Kalau memang demam berdarah kita lakukan antisipasi sesuai dengan kebutuhan," peringatnya.

Baca juga: Apes, Pria ini Robohkan Tembok Justru Menimpa Dirinya, Warga Lemas saat Lihat Celana Korban

Baca juga: Awal Puasa Ramadan Ramadan 1444 H Versi Muhammadiyah, Cek Hasil Hisab, Kapan Lebaran 2023?

Baca juga: Akhir Cerita Komplotan Maling Curi 12 Motor di Blitar, Polisi Curiga Pengendara Tanpa Plat Nomor

Pihaknya berjanji akan mendatangi rumah atau lokasi kejadian terjangkitnya DBD apabila ada laporan dari masyarakat untuk dilakukan fogging.

Namun sebelum disemprot tersebut terlebih dahulu akan dilihat dan ditinjau demi efesiensi waktu dan tenaga.

"Jadi kalau ada masyarakat yang terkena nanti akan didatangi oleh petugas untuk dilihat, ditinjau dan seterusnya, apatisasi, kemudian disemprot. Karena kita harus memanfaatkan sumber daya ini dengan efektif dan efesien, tidak mungkin semuanya disemprot," ungkapnya.

Jumlah penderita DBD di Pamekasan tergolong tinggi, pada bulan Januari 2023 tercatat ada 90 penderita yang mendapatkan perawatan intensif, dua diantaranya meninggal dunia. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved