Berita Sidoarjo

Cerita Wanita Pertama kali Jalani Ramadan di Lapas Perempuan Surabaya, Mengaku Ikhlas

Selain Salat Tarawih berjamaah di masjid yang dilanjut dengan tadarus, para perempuan penghuni tahanan itu juga rajin menjalankan ibadah lainnya

Penulis: M Taufik | Editor: Samsul Arifin
TribunMadura.com/M Taufik
Para narapidana perempuan di Lapas Perempuan Surabaya saat menjalankan ibadah di Bulan Ramadan 1444 H 

TRIBUNMADURA.COM, SIDOARJO – Warga binaan di rumah tahanan perempuan (Rutan) Surabaya juga bersemangat melaksanakan ibadah di bulan Ramadan. Selain Salat Tarawih berjamaah di masjid yang dilanjut dengan tadarus, para perempuan penghuni tahanan itu juga rajin menjalankan ibadah lainnya di bulan puasa ini.

Seperti yang dilakoni Afriska Al Afia, warga binaan di Rutan Surabaya yang mengaku bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya menjalankan ibadah Ramadan di dalam rutan. Puasa di dalam tahanan, salat tarawih di dalam rutan, dan menjalani ibadah-ibadah lainnya di kompleks rutan.

Meski merasakan banyak sekali perbedaan, perempuan Afriska mengaku berudsaha ikhlas dan menerima apa yang dialaminya saat ini. Sejak malam pertama, perempuan yang tersandung kasus narkoba itu langsung aktif ke masjid.

Demikian halnya kegiatan-kegiatan ibadah lain, dia dan rekan-rekannya terlihat bersemangat menjalaninya meski di dalam rumah tahanan.

“Berkat dukungan teman-teman sesama warga binaan dan petugas, saya jadi lebih kuat dan tabah. Saya juga besemangat beribadah selama sebulan ke depan, semoga Ramadan ini benar-benar membawa berkah bagi saya,” ujarnya.

Baca juga: WBP Lapas Pamekasan Jadwal Rutin Tadarus Selama Ramadan 2023, Kalapas Didik Napi Cinta Al-Quran

Perempuan yang dijatuhi hukuman penjara selama 6 tahun 2 bulan karena kasus penyalahgunaan narkotika itu berharap dirinya bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Rutan menjadi pelajaran berharga baginya untuk menatap masa depan.

“Saya harap perubahan sikap dan perilaku yang saya usahakan ini bisa membantu saya mendapatkan remisi hukuman sehingga bisa segera berkumpul bersama keluarga di rumah,” harapnya.

Di Lapas yang berada di Porong Sidoarjo itu, terhitung ada 156 orang warga binaan perempuan. Dari jumlah itu, 139 diantaranya beragama islam. Karena itu, program pembinaan krohanian selama Ramadan menjadi salah satu program prioritas di sana.

Pembinaan selama Ramadan dipusatkan di Masjid Al-Insyiroh Rutan Perempuan Surabaya. Tidak hanya warga binaan yang dilibatkan, tapi juga petugas dan pengasuh dari lembaga swasta.

“Setiap malam selama Ramadan akan diisi dengan shalat Tarawih berjamaah, ceramah agama yang diisi oleh ustaz dari Yayasan YDSF Surabaya dan tadarus,” kata Kepala Rutan (Karutan) Perempuan Surabaya Amiek Diyah Ambarwati.

Selama bulan Ramadan ini, Amiek menjelaskan bahwa pihaknya memberikan diskresi untuk jam malam. Yaitu untuk memberikan tempat bagi warga binaan untuk bisa menjalankan ibadah yang hanya ada di bulan suci.

“Ini merupakan salah satu bentuk pelayanan kami kepada warga binaan untuk melaksanakan ibadah selama bulan Ramadan,” lanjutnya.

Meski demikian, pengawasan dan pengamanan dari petugas juga tetap dilakukan. Selama melakukan ibadah di malam hari seperti salat tarawih seluruh warga binaan tetap dalam pengawasan petugas.

"Tentunya karena ini kita laksanakan pada malam hari, petugas pengamanan kita siagakan secara ekstra untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif. Jangan sampai terjadi gangguan keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan salat tarawih dan kegiatan lainnya," kata dia

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved