Ibu Dukung Anak Jadi Mualaf Sampai Antarkan di Masjid untuk Beribadah, Toleransi Sejukkan Hati

Sang ibu bahkan dengan setia mengantarnya ke masjid meski mendapatkan banyak hinaan, Kisah tersebut dibagikan di media sosial hingga akhirnya viral

Editor: Samsul Arifin
Tangkapan layar
Ibunda Mikhael setia menemaninya saat tunaikan ibadah salat (TikTok @mukagengster) 

TRIBUNMADURA.COM - Inilah kisah toleransi menyejukkan hati saat anak menjadi mualaf yang didukung oleh ibunya.

Sang ibu bahkan dengan setia mengantarnya ke masjid meski mendapatkan banyak hinaan.

Kisah tersebut dibagikan di media sosial hingga akhirnya menjadi viral.

Seperti apa kisah lengkapnya?

Seorang pria keturunan India di Malaysia bagikan perjalanan spiritualnya menjadi seorang mualaf.

Baca juga: Toleransi Tinggi Liga Inggris pada Pemain Muslim yang Berpuasa di Bulan Ramadan, Diberi Waktu Buka

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Kini setelah resmi memeluk agama Islam, pria India tersebut menambahkan nama barunya menjadi Muhammad Mikhael Sathayah.

Lewat akun TikTok miliknya @mukagangster, Muhammad Mikhael Sathayah bagikan perjalanan kisah hidupnya hingga menjadi mualaf.

Diakui pria yang akrab disapa Mikhael ini hidupnya sempat terasa hampa sebelum memeluk Islam.

Berbagai cara sudah ia coba untuk mengisi kekosongan hati.

Namun bukannya kepuasan, Mikhael justru merasa semakin terpuruk.

Mikhael mengaku sudah menyayangi ibunya dengan sepenuh hati.

Namun hal itu ternyata tidak cukup membuatnya mendapatkan kedamaian hidup.

"Saya coba mengisi kekosongan, tetapi kesakitannya semakin hari semakin menjadi-jadi.

Di luar nampak berjaya tapi hati saya dalam kesakitan.

Baca juga: Ide Takjil Buka Puasa Favorit Keluarga, Resep Bakwan Jagung Kucai, Bahan-bahan dan Mudah Dibuatnya

Baca juga: Baru Pertama Puasa Sudah Berbuat Dosa Sampai Dihajar Massa, Curi Sepeda Motor

Apa yang kurang?

Saya sayang mak saya, mak saya segala-galanya bagi saya," tulis Mikhael dikutip TribunTrends.com, Jumat (24/3/2023).

Hingga di suatu hari, Mikhael mendapat sebuah petunjuk.

Ia mendengar sebuah suara seseorang.

Namun saat itu ia masih mengeraskan hati dan menganggapnya hanya angin lalu.

"Mencari nur yang tidak kesampaian, jiwa ini meronta sampai subuh suatu pagi.

Terdengar suara yang indah, aku yang cipta kamu tapi ini yang aku beri pada kamu.

Terima sahajalah.

Apakah maksud soalan itu?

Saya bertanya-tanya apakah jawaban untuk persoalan itu.

Saya rasa saya tahu tapi saya masih tidak mau menerima," cerita Mikhael.

Perlahan namun pasti, hingga akhirnya Mikhael benar-benar mendapat hidayah.

Ia akhrinya memutuskan untuk memeluk agama Islam.

Mikhael lantas bercerita pada sang ibu.

Baca juga: Ronda Sahur Keliling Dilarang Pakai Mobil Bak Terbuka dengan Sound System: Mengganggu Ketertiban

Reaksi sang ibu pertama kali mendengar Mikhael ingin menjadi muslim hanya tersenyum.

Rupanya ibunda Mikhael mendukung apapun keputusan sang anak.

Bahkan ketika semua orang menghina dirinya atas keputusan sang anak, ibu Mikhael tetap tenang.

Sebaliknya, ibu Mikhael justru memberi sang anak sajadah.

Tak hanya itu, dengan setia ibunda Mikhael selalu menemani sang anak saat salat.

Perbedaan keyakinan rupanya tak bisa meruntuhkan rasa sayang ibunda Mikhael kepadanya.

"Sampai sudah dapat jawaban.

Saya beritahu mak, ‘Mak, saya mau masuk Islam’.

Mak terdiam, terkejut, setelah itu mak tersenyum dan beri kebenaran.

Macam-macam mak dikecam sampai ada yang kata mak dah tak ada anak, anak mak dah mati.

Sampai bilang hidup saya mseacam ini sebab mak terlalu manjakan saya.

Mak seorang mak yang baik.

Mak hadiahkan saya sejadah.

Mak sentiasa temani saya ke masjid," ungkap Mikhael.

Melihat kebesaran hati ibunya, Mikhael pun terharu.

Ia pun berterima kasih kepada sang ibu telah mendukung apapun keputusannya.

"Terima kasih mak walaupun kita berlainan agama, mak tunggu luar masjid.

Mak tak hiraukan saudara marah, cakap sesiapa.

Mak terima saya," haru Mikhael.

Sementara itu, setelah menjadi mualaf, Mikhael benar-benar bertobat.

Ia merasa sudah banyak dosa yang ia lakukan selama ini.

Untuk itulah Mikhael nekat melakukan puasa selama tiga tahun berturut-turut.

Bahkan di hari raya pun Mikhael tetap melakukan puasa.

"Banyak sangat dosa sampai saya berpuasa sepanjang tahun walaupun Islam larang.

Saya puasa 360 hari, aidilfitri dan raya haji.

Lain-lain hari saya puasa nak hilangkan dosa.

Sampai saya sakit," tutup Mikhael.

 

Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved