Pemilu 2024
Puan Maharani Kantongi 10 Nama Cawapres untuk Dampingi Ganjar Pranowo: Masih Lihat-lihat Dulu
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyebut ada 10 nama yang akan digodok dan siapa yang cocok dampingi Ganjar Pranowo
TRIBUNMADURA.COM - Sejumlah nama bakal calon wakil Presiden (Bacawapres) yang akan dampingi Ganjar Pranowo sudah dikantongi Puan Maharani.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyebut ada 10 nama yang akan digodok dan siapa yang cocok dampingi Ganjar Pranowo .
Puan Maharani juga menyebut masih akan melakukan pertimbangan dari 10 nama tersebut.
Diharapkan akan ada pasangan serasi untuk Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca juga: Strategi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Politikus PDIP Beberkan Prinsip: Sesuai Arahan Ketum
Berita menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com
"Untuk PDIP nama cawapres (Ganjar) itu banyak sepuluh nama ada," kata Puan Maharani selepas bertemu jajaran pengurus DPP PPP di kantor pusat PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (29/5/2023).
Namun, Puan Maharani menuturkan dari sepuluh nama tersebut PDIP akan menimbang lagi siapa kira-kira yang tepat untuk mendampingi Ganjar Pranowo.
"Jadi kami masih lihat-lihat dulu kira-kira siapa yang cocok, siapa yang kemudian bisa menambah elektoral, siapa yang nanti kemudian bisa diterima masyarakat," ujarnya.
Dia menegaskan pembicaraan mengenai cawapres juga akan disampaikan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.
"Namun dalam pembahasan ke depan semua itu akan berikan masukan yang baik siapa yang nantinya bisa ikut menjadi pasangan serasi, bisa bekerja sama-sama," ucap Puan.
Puan menambahkan pihaknya tetap menerima segala masukan sebelum nanti pasangan capres dan cawapres didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
"Jadi memang masih jadi pertimbangan yang matang bagi PDIP, bersama-sama dengan PPP menentukan siapa yang terbaik untuk dampingi capres yang sudah kita tentukan atau dampingi Ganjar ke depan," tegasnya.
Profil Ganjar Pranowo
Berikut ini dirangkum dari beberapa sumber, profil Ganjar Pranomo mulai dari pendidikan hingga karirnya menjadi Gubernur Jawa Tengah saat ini.
Ganjar Sungkawa ( Ganjar Pranowo) lahir di Karanganyar, Jawa Tengah pada 28 Oktober 1968.
Ia saat ini berumur 54 tahun. Ganjar tumbuh sebagai anak kelima dari enam bersaudara.
Saat masuk sekolah dasar (SD), orangtua Ganjar mengubah namanya menjadi " Ganjar Pranowo".
Ayahnya, Parmudji Pramudi Wiryo khawatir jika masih memakai nama "Sungkowo", kehidupan Ganjar kelak bisa selalu dirundung kesedihan.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Tawangmangu menjadi tempat pertamanya mengenyam pendidikan formal.
Ganjar kemudian pindah ke SDN 1 Kutoarjo saat kelas 5 SD karena ayahnya yang berpindah tugas. Sekalipun hanya setahun, tempat itu menjadi saksi peralihan Ganjar Pranowo dari anak-anak menjadi seorang remaja.
Setelah lulus SD, Ganjar diterima di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kutoarjo (kini SMPN 3 Kutoarjo).
Saat remaja, Ganjar bersama kakaknya, Joko, membantu ibunya berjualan di toko kelontong dan bensin eceran untuk menambah pendapatan keluarga.
Kemudian, Ganjar Pranowo harus berpisah dengan keluarganya untuk mengenyam pendidikan di Yogyakarta.
Kakak tertua (Kunto) dan kakak iparnya (Ika) bantu menyekolahkannya di Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 BOPKRII, Yogyakarta.
Pada masa putih abu-abu inilah kemampuan aktivis dan politik Ganjar Pranowo mulai diasah.
Salah satu wujud nyatanya ialah "Klub Mberik" yang dirintisnya sebagai wadah penyambung tali persaudaraan dan sarana untuk berkreasi.
Sejak SMA, Ganjar Pranowo memantapkan hati ingin masuk Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ganjar Pranowo nekat mendaftarkan diri ke UGM dengan uang tabungannya. Hasilnya berujung manis, namanya berada di daftar mahasiswa yang diterima kampus.
Sampai akhirnya pada 1987, Ganjar Pranowo masuk sebagai mahasiswa baru di Fakultas Hukum UGM.
Melansir dari situs resmi pribadinya, saat di kampus dirinya bergabung pada organisasi paling tua di FH UGM, yaitu Mahasiswa Justicia Club atau "Majestic-55" yang bergerak aktif di bidang alam dan lingkungan.
Ia lulus dari Fakultas Hukum UGM dengan dosen penguji skripsi Prof. Nindyo Pramono.
Tamat kuliah, Ganjar Pranowo awalnya bekerja di lembaga konsultan HRD di Jakarta yaitu PT Prakasa.
Selain itu, ia juga pernah bekerja di PT Prastawana Karya Samitra dan PT Semeru Realindo Inti.
Baca juga: Bos Modifikator AG Ghundel Alih Hobi Jadi Kolektor Kelereng Balap, Raup Cuan Puluhan Juta Rupiah
Baca juga: Hari Kelam Lima ART Dilalui Selama Kerja Ikut Oknum ASN, Disuruh Kerja Tanpa Busana, Hingga Dianiaya
Baca juga: Guru Agama Madrasah Diduga Cabuli 12 Muridnya, Kemenag Ungkap Dugaan Miris, Kepsek Dicopot
Baca juga: Selingkuhan Dibunuh Pria Beristri saat Minta Dinikahi, Sempat Berhubungan Sebelum Kejadian
Aktif di GMNI dan mengagumi Soekarno, Ganjar awalnya menjadi simpatisan PDI.
Tahun 1996, PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno.
Ganjar ikut mendukung Megawati, meskipun ayahnya adalah seorang polisi sedangkan kakaknya seorang hakim yang oleh Orba seluruh pejabat publik dilarang berpolitik dan harus mendukung Golkar sepenuhnya.
Ganjar akhirnya memilih berkarier di politik lewat Partai PDI-P yang dipimpin oleh Megawati Sukarnoputri.
Sempat tak lolos sebagai anggota DPR-Ri pada pemilu 2004, ia menerima tugas sebagai pengganti antar waktu (PAW) untuk menggantikan rekan separtainya yang berada dalam daerah pemilihan yang sama (Jawa Tengah 7) yakni Jakob Tobing, yang ditugaskan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri menjadi duta besar untuk Korea Selatan.
Ganjar akhirnya terjun ke dunia politik sebagai anggota DPR-RI pada periode 2004-2009. Ganjar Pranowo ditugaskan di Komisi IV yang mengawasi bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, dan Pangan.
Pada periode pertama ini, Ia sempat mengajukan hak angket (hak penyelidikan) untuk menyelidiki kasus lelang gula ilegal dengan anggaran sebesar Rp1,4 miliar lebih.
Ganjar maju menjadi calon gubernur dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Tengah Tahun 2013, berpasangan dengan Heru Sudjatmoko yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP dan keluar sebagai pemenang.
Ia kembali menjadi Gubernur Jawa Tengah untuk periode 2018-2023 dengan perolehan suara 58,78 persen dengan perolehan 10.362.694 suara.
Pada pilkada tersebut, ia berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen yang merupakan anggota DPRD Jawa Tengah periode 2014-2019 dari Fraksi PPP.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Jalankan Putusan MK, KPU Hitung Ulang Suara Pileg 2024 di Ratusan TPS, Ada Madura Juga |
![]() |
---|
Nasib Calon Anggota DPD yang Dulu Viral Kondang Kusumaning Ayu, Terbukti Melanggar, Batal Lolos? |
![]() |
---|
Pengamat Sebut Sejumlah Tokoh dari Jatim Berpotensi Masuk Kabinet, Ada Kakak Cak Imin Juga |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran Ditetapkan Sebagai Presiden-Wapres Terpilih, Gus Fawait: Wujudkan Indonesia Maju |
![]() |
---|
Besok KPU Pamekasan Buka Pendaftaran Calon Anggota PPK, Simak Caranya di Sini! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.