Berita Madura
Optimalkan Pelayanan, RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep Segera Buka Poli Nyeri
Dalam waktu dekat, rumah sakit plat merah ini akan menyediakan pengobatan atau perawatan untuk pasien yang mengalami berbagai jenis nyeri (Poli Nyeri)
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Samsul Arifin
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep Madura terus berupaya memberikan layanan yang maksimal pada Masyarakat.
Dalam waktu dekat, rumah sakit plat merah ini akan menyediakan pengobatan atau perawatan untuk pasien yang mengalami berbagai jenis nyeri (Poli Nyeri).
Direktur RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep melalui Kepala Bidang (Kabid) Humas RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep Arman Endika Putra mengatakan bahwa tujuan utama dari bidang kesehatan tersebut untuk meringankan nyeri pada setiap keluhan pasien.
Untuk saat ini masih dalam proses tahapan kajian yang masih butuh persiapan lebih matang.
Namun lanjutnya, secara sistem pihaknya menyebutkan sudah siap dalam menyediakan layanan pengobatan untuk jenis poli nyeri tersebut.
Baca juga: Ketua DPRD Sumenep Akui, Dua Raperda Selesai Dibahas dan Disepakati Menjadi Perda
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
"Kalau peralatan sudah ada, ketenagaan bidang kesehatan di RSUD Sumenep ini juga sudah ada. Cuma ketika pelayanan nanti itu perlu kebijakan-kebijakan lain, terkait dengan tarif dan sebagainya," kata Arman Endika Putra pada Sabtu (17/6/2023).
Layanan Poli Nyeri ini merupakan layanan pertama yang ada di RSUD Dr. H. Moh. Anwar Sumenep.
Menurutnya, setelah nanti layanan baru tersebut diluncurkan dan ketika dalam menjalani perawatan, baik rawat inap maupun rawat jalan harus benar-benar dipersiapkan agar tidak ada kompline dari pasien.
"Maka sebelum iresmikan, harus dipersiapkan secara matang dulu melalui kajian-kajian. Baru nanti kita oprasionalkan, tentunya itu semua bertujuan untuk mencegah adanya kompline dari pasien," paparnya.
Secara derajat dan teori nyeri tuturnya, bersifat subjektif dan ketika subjektif maka perlu tolak ukur yang harus disaring.
Bahkan, pihaknya juga mengatakan jika nyeri akan dirasakan oleh banyak orang, namun tolak ukur rasa nyeri yang dirasakan pasien itu tidak ada yang sama antara satu orang dengan pasien lainnya.
"Ketika saya melakukan intervensi ini akan dihargai berapa. Contoh, ketika dimasukan jarum satu mili ke pasien ini bisa sakit atau bahkan tidak sakit, tetapi ke pasien satunya sakit. Nah, itu karena nyeri tidak semua sama," tegasnya.
"Jadi nanti kita tentukan bagaimana untuk menghargai atau menilai ini sebegai objektif dari sisi pelayanan," pungkasnya.
Transportasi Murah Meriah Trans Jatim Surabaya-Madura, Bayar Rp 5 Ribu Bisa Nikmati Fasilitas Nyaman |
![]() |
---|
Sudah Ada TransJatim, Warga Madura Ternyata Masih Suka Naik Bus Rute Jauh |
![]() |
---|
Kronologi Meninggalnya Warga Madura di Gurun Pasir saat Ingin Naik Haji Secara Ilegal |
![]() |
---|
Kunjungi Kangean, Kementerian Kelautan dan Perikanan Survei Budidaya Lobster Milik PT Balad Grup |
![]() |
---|
Bangkalan Larang Kelulusan SD-SMA Pakai Toga, Cukup Tasyakuran, Ikuti Gebrakan Gubernur Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.