Berita Madura

Universitas Trunojoyo Madura Buka Fakultas Kedokteran, Ini Tanggapan Ketua IDI Bangkalan

Menurutnya, kebutuhan masyarakat terkait tenaga medis kalau sampai ke desa-desa apalagi di kepulauan di Sumenep memang masih kurang

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Samsul Arifin
www.gramedia.com
Universitas Trunojoyo yang berlokasi di Jl. Raya Telang, Perumahan Telang Inda, Telang, Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALANUniversitas Trunojoyo Madura (UTM) saat ini tengah melakukan serangkaian persiapan untuk membuka Fakultas Kedokteran. Dengan harapan, terwujudnya penguatan pelayanan kesehatan sebagai upaya pemenuhan hak-hak masyarakat Madura dalam mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas dan merata.

Kajian Rektor UTM, Dr Safi’, SH MH, keberadaan Fakultas Kedokteran sebagai hal yang urgen dari sisi jangkauan pelayanan kesehatan ke masyarakat. Seperti di kepulauan-kepulauan di Madura yang belum punya rumah sakit karena tidak ada ketersediaan dokter.

Namun hal berbeda disampaikan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bangkalan, dr Nurul Hidayat, MSi, Med, Sp B, FINACS atau yang dikenal dengan panggilan dr Yayak. Menurutnya, kebutuhan masyarakat terkait tenaga medis kalau sampai ke desa-desa apalagi di kepulauan di Sumenep memang masih kurang.

“Di desa-desa masih ditangani paramedis dan bidan. Kalau di kota saya kira sudah banyak. Kalau uregensi nya relatif ya, belum ada kata urgen. Karena kita dekat sekali dengan Surabaya, di sana banyak sekali fakultas kedokteran baru,” ungkap dr Yayak ketika dihubungi Tribun Madura melalui sambungan selulernya, Minggu (9/7/2023).  

Bagi IDI Cabang Bangkalan, lanjutnya, masalah pendistribusian dokter saja yang memang menjadi kewenangan pemerintah. Artinya, dokter harus siap dan mau ditempatkan di kecamatan-kecamatan atau di desa-desa. Saat ini, terdata sekitar 170 dokter tergabung dalam IDI Cabang Bangkalan.

Baca juga: Tekad UTM Membuka Fakultas Kedokteran, Rektor Safi’ : Masih Jauh Rasio Dokter dan Penduduk Madura

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

“Itu yang selama ini masih kurang pendistribusian dari pemerintah. Kalau IDI tidak berhak mendistribusikan, masih (terjadi penumpukan dokter di kota) seperti itu selama ini. Sebenarnya tugas bersama, tetapi decision maker (penentu kebijakan) tetap di tangan pemerintah,” tegas dr Yayak.

Diberitakan sebelumnya, Rektor UTM, Dr Safi’ SH, MH menyatakan keberadaan dokter di Pulau Madura masih minim karena rasionya dengan jumlah penduduk Madura masih jauh. Karena itulah, UTM bertekad membuka Fakultas Kedokteran karena hingga saat ini belum ada Fakultas Kedokteran di Madura. Karena masyarakat Madura tentu juga punya hak mendapatkan pelayanan kesehatan berkualitas dan merata.

“Rasio?, karena rata-rata rasio itu kan pasti berpengaruh terhadap populasi penduduk yang silih berganti setiap bulan, setiap tahun pasti ada pembaharuan. Kalau layak atau tidak layak, mesti harus ada penilaian, survey, dan data. Saya tidak bisa ngomong layak atau tidak layak,” pungkas dr Yayak. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved