Berita Madura

Jumlah Tenaga Guru SLB di Sampang Tak Ideal, Kepsek Berharap Dapat Diprioritaskan Adanya Penambahan

Jumlah guru di lembaga sekolah dengan siswa berkebutuhan khusus mulai jenjang SD sampai SMA tersebut tidak ideal, alias sangatlah minim.

Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Kepala Sekolah (Kepsek) SLB Sampang, Wardatus Sa'adah. 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama 

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Sampang, Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura harus bekerja ekstra, Jumat (18/8/2023).

Mengapa tidak, jumlah guru di lembaga sekolah dengan siswa berkebutuhan khusus mulai jenjang SD sampai SMA tersebut tidak ideal, alias sangatlah minim.

Hal itu disampaikan Kepala Sekolah (Kepsek) SLB Sampang, Wardatus Sa'adah. di mana jumlah guru saat ini tidak sebanding dengan jumlah siswa mencapai 56 orang.

"Untuk jumlah guru, terdiri 10 guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN), 3 guru TU, dan 1 Guru Tidak Tetap (GTT)," ujarnya kepada TribunMadura.com.

Baca juga: Gedung Madrasah Diniyah Muballighin Pamekasan Rapuh Guru dan Siswa Ketar-ketir

Baca juga: Deretan Calon Pj Bupati Walikota di 13 Daerah Jatim yang Disulkan Gubernur Khofifah ke Kemendagri

Menurutnya, mengajar di SLB jauh berbeda dengan sekolah pada umumnya, sebab siswa dengan kondisi autis, harus ada dua guru yang mengajarinya. Satu guru mengajari di depan dan satu guru di belakang siswa.

Selain itu, setiap kelas di SLB maksimal diisi 10 siswa karena sulitnya mengkondusifkan mereka dan mengajar satu orang siswa sama dengan mengajar 10 orang siswa di sekolah lain.

"Begitu pun untuk pelajaran, kami tidak menyamaratakan, artinya setiap siswa di satu kelas akan menerima pelajaran yang berbeda sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa," terangnya.

Atas kondisi minimnya tenaga guru, Wardatus Sa'adah berharap SLB Sampang menjasi prioritas adanya penambahan guru, salah satunya melalui seleksi PPPK, mengingat honorer tidak diperbolehkan. 

"Untuk kondisi saat ini, para guru harus bekerjasama atau berkoordinasi sesama guru secara intens sehingga saling menjaga peserta didik," pungkasnya.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved