Berita Bangkalan

Alasan Eks Kades Cabut Hibah dan Tutup Gedung SD Negeri di Bangkalan, Minta Ganti Rugi

Pihak ahli waris, eks kades setempat bersikukuh menggugurkan kesepakatan hibah dan memilih untuk meminta ganti rugi atas lahan SD Negeri 1 Lerpak.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com/Ahmad Faisol
Dokumen foto kegiatan siswa ketika masih menempati SD Negeri 1 Lerpak, Kecamatan Geger. Kini sejumlah 128 siswa terpaksa meninggalkan gedung sekolah karena pihak pemilik lahan, eks kades setempat menggugurkan kesepakatan hibah dan meminta ganti rugi. 

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Serangkaian gelaran rapat mediasi telah ditempuh melibatkan Dinas Pendidikan Bangkalan, unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Geger, Kepala Desa (Kades) Lerpak, tokoh masyarakat, hingga para pemuda desa.

Namun pihak ahli waris, eks kades setempat bersikukuh menggugurkan kesepakatan hibah dan memilih untuk meminta ganti rugi atas lahan yang ditempati Gedung SD Negeri 1 Lerpak.

Keputusan eks Kades Lerpak dengan meminta ganti rugi itu direspon masyarakat dan wali siswa dengan membangun gedung sekolah semi permanen berbahan kayu dan beratap asbes.

Pekerjaan pembangunan yang dilakukan secara swadaya atau patungan itu mulai dilakukan sejak Kamis (28/9/2023).

“Gedung sekolah (lama) boleh buka tetapi lahan tidak boleh disertifikat, kalau mau disertifikat harus ada ganti rugi."

"Masyarakat berpikir, kalau terus-terusan seperti ini tidak akan ada Merdeka Belajar."

Baca juga: Polemik Lahan SD Negeri di Bangkalan, Wali Siswa Sepakat Patungan Bangun Gedung Baru Semi Permanen

"Akhirnya warga bersepakat patungan untuk bangun gedung sekolah meski semi permanen, kan sama-sama mengeluarkan biaya,” ungkap tokoh pemuda Desa Lerpak, Ahmad Annur kepada Tribun Madura, Jumat (29/9/2023).

Sementara Kepala SD Negeri 1 Lerpak, Joko Santoso menjelaskan, gotong royong warga membangun gedung sekolah baru berbahan kayu dan beratap asbes merupakan hasil kesepakatan dalam rapat bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Geger, Kades Lerpak, Koordinator Wilayah, serta para pemuda desa setempat pada Rabu (27/9/2023).

Sehingga diharapkan, lanjut Joko, ketika nanti memasuki musim penghujan, kegiatan belajar mengajar lebih aman dan nyaman daripada menggunakan terop.

Gedung sekolah baru semi permanen itu memiliki luas 20 x 10 meter, dikonsep memiliki 4 lokal, sementara kebutuhan dua dua kelas lainnya bisa menumpang di Balai Desa Lerpak.

“Insya Allah senin sudah bisa dipakai. Selama pekerjaan gotong royong, terop tempat siswa bernaung dari terik panas digeser ke tempat yang lebih teduh."

"Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu warga yang bergotong royong dan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan,” jelas Joko.

Seperti diketahui, gedung lama SD Negeri 1 Lerpak akhirnya ditutup eks Kades Lerpak selaku ahli waris pada 19 September 2023.

Gedung sekolah yang dibangun pada awal tahun 2000 an itu berlokasi di pekarangan rumah eks kades tersebut.

Akhirnya, 128 siswa terpaksa belajar di bawah terop di halaman balai desa dan gubuk mushola.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved