Kilas Balik

Sosok AH Nasution, Jendral TNI Selamat dari Amukan G30S/PKI Berkat Ajudan, Pernah Jadi Guru

AH Nasution menjadi saksi hidup kebengisan PKI dalam peristiwa G30S. Ia selamat setelah menjadi incaran penculikan dan pembunuhan berkat ajudannya.

Wikipedia
AH Nasution (kiri) bersama anak bungsunya (kanan) yang meninggal dunia usai terkena tembakan dari pasukan tentara G30S/PKI. 

Lahir di antara keluarga guru membuat Nasution bekerja sebagai guru sebelum akhirnya mendaftar ke pendidikan militer.

Ayahnya merupakan pedagang dan guru pesantren, sementara sang kakek adalah guru silat yang dihormati di kampungnya.

Nilai akademik Nasution juga menonjol kala itu.

Nasution kecil kala itu berhasil diterima di sekolah dasar unggulan yang didirikan Belanda, Hollandse Inlandse School (HIS).

Naik ke jenjang sekolah menengah, ia melanjutkan ke Holandsche Indische Kweekschool (HIK) di Bandung.

Kala itu, ia bertemu dengan Van der Werf, guru Belanda yan gjuga pemimpin partai Katolik di Bandung.

Sejak itulah ia tertarik dengan dunia politik dan militer.

Baca juga: REKAM JEJAK Arifin C Noer, Sang Sutradara Film G30S PKI, Ini Sederet Penghargaan yang Pernah Diraih

Usai lulus dari HIK, ia pergi ke Algemeene Middlebare School (AMS).

Ia berhasil lulus ujian AMS B di Jakarta dan diterima menjadi guru di daerah Bengkulu.

Nasution dan keluarga kecilnya. Putri bungsunya, Ade Irma Suryani (dua dari kiri), tewas terkena tembakan pasukan Senopati yang mendobrak rumah Nasution.
Nasution dan keluarga kecilnya. Putri bungsunya, Ade Irma Suryani (dua dari kiri), tewas terkena tembakan pasukan Pasopati yang mendobrak rumah Nasution. (Wikipedia/Military Collection of Indonesia)

Di situ ia bertemu dengan Soekarno. Setelah berkali-kali bertukar sapa, Soekarno menyarankan Nasution untuk bergabung dengan organisasi pemuda bernama Indonesia Muda.

Namun, tidak lama kemudian ia dipindahkan ke Palembang, Sumatera Selatan untuk menjadi kepala sekolah.

Kendati demikian, AH Nasution masih menyimpan mimpinya untuk bergabung di militer.

Ia lantas memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya sebagai guru dan lanjut menempuh pendidikan militer di Jawa, tepatnya di Corps Opleiding Reserve Officieren (CORO).

Prestasi Nasution di militer terbilang gemilang. Beberapa bulan sejak masuk CORO, Nastuion diangkat menjadi kopral dan naik pangkat ke sersan usai tiga bulang berselang.

Karier AH Nasution di militer semakin naik seiring berjalannya waktu. Belum setahun setelah Proklamasi Kemerdekaan, tepatnya pada Maret 1946 AH Nasution diangkat menjadi Panglima Divisi III/Priangan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved