Pemilu 2024

Puskapol UI Sebut Cara Pemenangan Prabowo-Gibran Mirip Era Soeharto: Ini yang Kita Khawatirkan

Cara pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 mendapatkan sorotan sejumlah pihak. Satu di antaranya adalah Puskapol UI.

Editor: Januar
Tribunnews.com
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Gibran Rakabuming dalam makan malam dan wedangan di Angkringan Omah Semar, Solo, Jumat (19/5/2023) malam lalu. 

TRIBUNMADURA.COM, JAKARTA - Cara pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 mendapatkan sorotan sejumlah pihak.

Satu di antaranya adalah Puskapol UI.

Menurut Puskapol UI, cara pemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 mirip era Soeharto.

Hal itu kemudian disebut sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan.

Dilansir dari Tribunnews, Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) mengkritisi sinyal pengerahan aparat desa untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Sinyal itu tampak dalam acara bertajuk "Silaturahmi Nasional Desa 2023" di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu (19/11/2023).

Direktur Puskapol UI, Hurriyah menilai gaya mobilisasi aparat desa merupakan salah satu praktik yang dijalankan pada masa pemerintahan Orde Baru (Orba).

Hurriyah mengatakan upaya-upaya mobilisasi aparat desa bisa mengancam demokrasi Indonesia dalam jangka panjang.


Menurutnya, saat ini terjadi kemunduran demokrasi di Indonesia dan berpotensi kembali ke era otoritarianisme.

"Kerugian terbesarnya tentu saja pada erosi demokrasi kita. Kita sudah jelang (Pemilu) 2024, bukannya menjadi momentum demokrasi kita semakin terkonsolidasi, tapi justru malah set back, balik lagi ke era otoritarian," kata Hurriyah dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Selasa (21/11/2023).

Baca juga: Di Hadapan Ratusan Kader Demokrat, SBY Ungkap Sosok Prabowo, Titip Pesan Utamakan Kepentingan Rakyat

Dia menjelaskan pada era Orba pemerintahan di tangan Soeharto juga bersifat monoloyalitas dengan mobilisasi aparat negara.

Bukan hanya aparat keamanan, aparat desa pun menjadi salah satu unsur penting untuk dimobilisasi.

"Itu berdampak serius pada kekuasaan yang sentralistik dan menjadi sangat hegemonik. Dia bisa mempengaruhi, menjangkau, hampir semua institusi politik dan pemerintahan," ujar Hurriyah.

Hurriyah menuturkan dengan tangan-tangan yang menjamah sampai tingkat terkecil pemerintahan, Orba bisa melanggengkan kekuasaannya dengan digdaya.

"Nah ini yang kita khawatirkan, jangan sampai kemudian demokrasi kita yang hari ini posisinya menurut para sarjana politik dan berbagai lembaga pengindeks demokrasi sudah mengalami backsliding, penurunan gitu ya, mengalami erosi justru menjadi semakin parah," ucapnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved