Kilas Balik

Kisah Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan saat Disambati Petani: Kalimat Qoma Zaidun Jadi Penangkal

Inilah kisah karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura yang menceritakan tubuh pencuri timun terbujur kaku, tegak berdiri, tidak bisa didudukkan

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Taufiq Rochman
Humas Jabar/Kompas TV
Kolase foto: Sosok dan Makam Syaikhona Kholil di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Kamis (20/1/2022). Inilah kisah karomah Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura menceritakan tubuh pencuri timun terbujur kaku, tegak berdiri, tidak bisa didudukkan yang tersedia di dalam artikel ini 

Selepas berziarah, masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia hingga Malaysia juga berbondong menuju sebuah Bujuk Lagundih yang memiliki kolam air atau yang dikenal dengan sebutan Kolla Al Asror, di Kampung Lagundih, Desa Ujung Piring.

Dari wisata religi, jaraknya tidak lebih dari 1 KM ke arah barat. Lokasi Kolla Al-Asror itu disebut Bujuk Lagundih.

“Mbah Kholil menancapkan tongkatnya dan air kembali muncrat, sampai sekarang debit air tidak pernah surut."

"Sumber mata air itu awalnya ditemukan Kyai Asror, namun tidak terawat hingga tertutupi rawa, ditemukan lagi oleh Mbah Kholil,” ungkap juru rawat Kolla Al Asror, Abdul Jalil (70), warga Kampung Lagundih, Sabtu (11/3/2023).

Kyai Asror, berdasarkan silsilah yang disematkan pada tembok Bujuk Lagundih disebutkan, keturunan ketujuh dari Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah dan Siti Mutmainnah.

Sementara Mbah Kholil merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah.

Ikuti berita seputar Bangkalan

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved