Berita Surabaya

Cerita Kakak yang Sempat Rasakan Firasat Adiknya yang Tenggelam di Waduk Kedurus Surabaya

Mendengar kabar sang adik PP (15) dikabarkan hilang tenggelam di waduk kawasan Jalan Kedurus Dukuh Gang X, Kedurus, Karang Pilang

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Januar
TribunMadura/ Luhur Pambudi
Dee Daffa, kakak korban tenggelam di Surabaya 

Berdasarkan cerita ayahandanya, sang adik akhirnya pulang ke rumah pada sore hari, setelah waktu memasuki Ibadah Salat Asar sekitar pukul 15.00 WIB. 

Namun, kepulangannya cuma sebentar. Bahkan, tak lama setelah pulang, sang adik kembali keluar untuk pergi bersama teman-temannya yang lain. 

"Saat hujan lebat, dia belum pulang. Habis hujan, kata ayah, dia pulang. Tapi habis ashar dia keluar lagi, engga bawa HP. Siang dia main apa, saya engga tahu," pungkasnya. 

Sementara itu, korban laki-laki berinisial PP (15) warga Bogangin, Kedurus, Karang Pilang, Surabaya. Ia merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. 

Korban PP baru saja lulus kelas tiga SMP. Dan kini namanya baru saja tercatat sebagai siswa jurusan mesin salah satu SMK swasta di Kota Surabaya

Berdasarkan keterangan para saksi teman-temannya yang sempat melihat langsung kejadian nahas tersebut. Korban PP hilang tenggelam sekitar pukul 16.00 WIB. 

Petugas SAR gabungan melakukan pencarian terhadap korban mulai pukul 18.00 WIB. Setelah dilakukan pencarian sekitar 1,2 jam, tubuh korban berhasil ditemukan pukul 19.20 WIB. 

Pantauan TribunJatim.com, salah satu kakak kandung korban yang lain tampak tak henti-hentinya menangis meratapi kejadian nahas yang menimpa adik bungsunya. 

Kedua pipi tirus pria berjaket sweater warna hitam itu basah karena air mata terus bercucuran. 

Ia berupaya setegar mungkin saat ditanyai oleh beberapa orang petugas BPBD yang juga berupaya melakukan pendataan untuk keperluan pemulasaraan jenazah. 

Pria tersebut mengatakan dirinya menjadi perwakilan dari pihak keluarga untuk memantau jalannya proses evakuasi jenazah sang adik. 

Sedangkan ayahandanya tidak bisa langsung menuju ke lokasi kejadian, karena harus mendampingi ibundanya di rumah yang masih lemah seusai menjalani perawatan inap di rumah sakit beberapa pekan lalu. 

"Orangtua di rumah, saya saja di sini. Tidak ada masalah apa-apa di rumah. Saya menunggu adik di sini," ujar pria itu kepada seorang petugas BPBD berseragam oranye di dekat lokasi penemuan jenazah korban.

Di lain sisi, teman korban atau saksi mata, RY (15) mengatakan, semula dirinya beserta korban dan dua orang teman lainnya, sengaja bermain di dekat waduk tersebut, sekitar pukul 16.00 WIB. 

Kemudian, korban bermain perosotan memanfaatkan kemiringan dari tepian sepadan waduk berbahan coran beton berpadu batu. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved