Berita Viral

ASN dan Pendeta Aniaya Anak Angkat hingga Patah Tulang, Tetangga Pilu Tangisan Korban: Teriak-teriak

Anak angkat ASN dan Pendeta di Jayapura jadi korban penyaniayaan. Tetangga pilu dengar tangisan korban: Kalau malam, berteriak-berteriak.

Editor: Titis Suud
Kolase Instagram - pixabay
Ilustrasi kondisi anak dianiaya orang tua angkatnya di Jayapura. Pelaku bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sementara istrinya adalah seorang pendeta.  

TRIBUNMADURA.COM - Nahas anak di Jayapura jadi korban penganiayaan orang tua angkatnya selama sebulan. 

Pelaku berinisial NS (36) dan JY (36). 

Diketahui, NS bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sementara istrinya JY adalah seorang pendeta

Penganiayaan ini awalnya terbongkar karena tetangga yang miris mendengarkan tangisan korban berinisial AS, setap hari, pagi, sore bahkan malam hari. 

Pilu, ternyata korban sampai mengalami patah tulang imbas dianaya NS (36) dan JY (36).

Diketahui, NS dan JY dilaporkan warga atas dugaan penganiyaan anak angkatnya di Perumahan Organda, Kelurahan Hedam, Kota Jayapura, Papua, pada Rabu (3/1/2024). 

Korban AS tinggal bersama pelaku NS (36) dan JY (36) orangtua angkat, serta ketiga anak kandung pelaku. 

Kedua pelaku tersebut juga sempat terlibat cekcok dengan polisi saat datang ke kediamannya.

NS dan JY disebut sudah melakukan penganiayaan yang berlangsung sejak satu bulan belakangan pada Desember 2024 lalu.

Hal itu berawal dari kecurigaan tetangga yang kerap mendengar rintihan tangis dan teriakan korban setiap pagi, siang dan malam.

Baca juga: Terungkap Kronologi Suami di Sumenep Aniaya Istrinya hingga Tewas, Bermula dari TikTok

Awal Mula Terungkap

Penguhuni kos, saksi,Tenci Ambokari (29) menjelaskan dirinya sudah tidak tahan mendengar teriakan dan tangisan anak tetangganya itu saat pagi, siang, bahkan malam hari. 

Kejadian itu sudah berlangsung satu bulan lebih sejak Desember 2024. Tenci Ambokari sempat menelpon pemilik kos untuk menanyakan soal penganiayaan. 

Kata dia, pemilik kost sudah mengetahui sejak lama tetapi tidak mengambil tindakan apapun karena menduga sebagai tidak disiplin orangtua terhadap anak. 

Namun Tenci Ambokari tak tinggal diam. Setiap malam dia tidak bisa tidur karena mendengar korban terus menerus menangis histeris. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved